kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Sebagaimana halnya olahraga beladiri campuran alias Mixed Martial Art (MMA) di Kabupaten Barito Timur yang berjalan dengan bermodal semangat, para pecinta olahraga Kick Boxing pun juga melakoni kondisi serupa.
Dilandasi cinta, kebersamaan dan keinginan mengembangkan olahraga ini, para kickboxer Bartim rutin berlatih di Ruang Taman Hijau (RTH) Nansarunai, Jl Nansarunai, Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur. Biasanya mereka akan meluangkan waktu bersama di sini dua kali dalam seminggu.
Baca Juga : Â Seleksi Olahraga Tradisional Dilaksanakan di Maliku
“Kami sih punya harapan, ke depan nanti, KONI bisa mengajak dialog semua cabang olahraga yang aktif, untuk bersama-sama memajukan daerah. Mungkin kami tidak muluk-muluk, selama bisa dibantu sedikit fasilitas dan disupport jika mengikuti kompetisi saja sudah senang. Karena, yang kita perjuangkan toh daerah jua,” tutur Anugerahnu, salah seorang aktifis Kick Boxing, ketika diajak ngobrol di RTH Nansarunai.
Menurut Chandra, pegiat olahraga keras ini,dari sasana lain, Kick Boxing juga menjadi sebuah gaya hidup baru. Di mana di kota besar, banyak pesohor perempuan yang ikut beladiri ini.
“Dulu almh Julia Perez juga pernah ikut, sekarang kita lihat Andrea Dian dan Mikha Tambayong, juga menekuninya. Di Banjarmasin juga sudah mulai banyak mbak-mbak atau mamud alias mamah muda, yang berolahraga Kick Boxing. Saya rasa bukan untuk menonjok pasangannya, tapi sarana sehat dan mencari tantangan yang lebih menggetarkan dalam olahraga,” celoteh mahasiswa asal Bartim yang kuliah di Banjarmasin itu ketika ngobrol lewat telpon tadi (Kamis, 1/06/2023)
Baca Juga : Â Perkuat Prestasi Generasi Muda di Bidang Olahraga
Kickboxing dan MMA sendiri, memang menjadi olahraga beladiri alternatif baru yang mewakili perguliran jaman terkini. Dalam persoalan teknis, keduanya terkesan sebagai sesuatu yang lebih bisa dipraktekkan pada kondisi seseorang terancam.
Para peminatnya di Bartim tidak bisa dikatakan banyak, namun juga tak bisa dibilang sedikit. Ada belasan yang berlatih, dengan perlengkapan dan segala tetek bengek yang dibiayai secara swadaya.
Masalahnya, seperti yang pernah dituturkan Roy Prihatenta, pelatih MMA Bartim, ada beberapa anak muda bertalenta, tapi setelah lulus SMA mereka harus kuliah di luar kota, sehingga terpaksa pelatih harus mencari bibit baru. Sehingga jumlahnya pun ketika dihitung, naik turun. Tak punya variabel yang konstan. [Red]
Discussion about this post