Fraud dalam lingkungan pemasyarakatan bukan hanya masalah keuangan, tetapi juga dapat memiliki dampak serius pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya, pembebasan narapidana yang dipercepat dari seharusnya bisa berbahaya karena manipulasi data atau kecurangan dalam proses pengawasan dapat mengancam keamanan publik.
Oleh karena itu, petugas pemasyarakatan memiliki tanggung jawab untuk mengawasi aktivitas tahanan dan menjaga keamanan di dalam penjara.
Peluang untuk melakukan kecurangan bisa muncul jika petugas memilih untuk mengabaikan kewajiban mereka atau bekerja sama dengan tahanan untuk kepentingan pribadi.
Dengan demikian, tindakan kecurangan oleh petugas pemasyarakatan tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat menimbulkan risiko yang serius bagi keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga :Â Tekan Kriminalitas Dengan Menyasar Tempat Rawan Kejahatan
Di era yang sekarang, pencegahan dan deteksi fraud menjadi fokus penting bagi lingkungan pemasyarakatan dalam menghadapi tantangan tersebut.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang, lembaga pemasyarakatan harus memperkuat sistem pengawasan dan kontrol untuk mengidentifikasi potensi kecurangan dengan lebih efisien.
Selain itu, pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus kepada petugas pemasyarakatan juga diperlukan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang risiko fraud serta cara-cara untuk mencegah dan mendeteksinya.
Selain itu, penerapan teknologi informasi dan sistem manajemen data yang canggih dapat membantu dalam memantau dan melacak aktivitas yang mencurigakan, seperti manipulasi data atau transaksi keuangan yang tidak wajar.
Teknologi informasi yang bisa diterapkan untuk mencegah maupun mendeteksi fraud dalam hal data keuangan seperti menerapkan teknologi biometris, teknologi forensic, dan teknologi blockchain dalam sistemnya.
Selain upaya pencegahan, lembaga pemasyarakatan juga harus memiliki prosedur yang jelas dan efektif untuk menangani kasus kecurangan yang terjadi. Ini termasuk penyelidikan yang menyeluruh, pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku, dan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dalam melawan kejahatan di balik jeruji dan mengatasi tantangan fraud diperlukan keterkaitan antara beberapa pihak baik Pemerintah, Ditjen Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan, Aparat Penegak Hukum (APH), dan Masyarakat sipil sehingga menciptakan sistem yang lebih adil, transparan, dan aman bagi semua orang.
Diperlukan adanya penguatan sistem pengawasan dan kontrol internal yang kuat, pelaksanaan prosedur audit yang ketat, Â pelatihan yang terus-menerus bagi petugas pemasyarakatan terkait Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan termasuk integritasnya, menciptakan lingkungan kerja yang transparan dan akuntabel, serta memperkuat mekanisme pelaporan dan penegakan hukum terhadap pelaku dengan memberikan saluran pengaduan yang aman bagi karyawan untuk melaporkan kecurangan atau perilaku tidak etis fraud.
Selain itu, penting untuk memperbaiki kondisi kerja petugas pemasyarakatan dan memberikan insentif yang layak bagi mereka untuk mengurangi potensi motivasi untuk terlibat dalam kecurangan.
Ini termasuk memberikan dukungan psikologis yang memadai, memastikan keamanan dan kesejahteraan petugas pemasyarakatan di lingkungan kerja, serta memberikan penghargaan atas kinerja yang baik.
Baca Juga :Â Artikel : Mengembangkan perekonomian berbasis kolaborasi tempat wisata dan UMKM
Dengan demikian, pemasyarakatan dapat melangkah maju dalam upaya untuk melawan fraud di balik jeruji.
Melalui kerja keras bersama dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan adil, kita dapat memastikan bahwa sistem pemasyarakatan tetap menjalankan tugas dan fungsinya bagi Masyarakat seiring dengan perkembangan zaman.
Semoga dengan adanya artikel ini dapat mendatangkan kebermanfaatan bagi yang membacanya.
(Oleh : Eva Liana Dewi, Manajemen Pemasyarakatan, Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)
Discussion about this post