Kaltengtoday.com, Lifestyle – Beberapa pekan terakhir viral di media sosial banyaknya anak-anak yang lakukan cuci darah di Rumah Sakit besar di Jakarta.
Menurut keterangan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada banyak kemungkinan yang bisa menyebabkan anak-anak harus cuci darah. Salah satunya adalah gagal ginjal.
Cuci darah bisa terjadi pada siapa saja, bahkan termasuk pada anak yang baru lahir. Hal tersebut memungkinkan dilakukan jika ada kelainan bawaan, seperti ukuran ginjal yag terlalu kecil atau terdapat kista.
Baca Juga : Polsek TSG Pulau Malan Berikan Edukasi Pencegahan Gagal Ginjal Akut
Selain itu ada juga kasus gangguan sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan baik hingga akhirnya memicu gangguan ginjal.
Ginjal juga bisa diserang lupus yang menyebabkan autoimun, hingga mengakibatkan penderitanya harus rutin cuci darah.
Penyebab lain yang tengah disoroti oleh masyarakat belakangan ini adalah karena gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
Seperti yang diketahui, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat juga bisa memicu beberapa penyakit kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas, hingga peradangan pada glomerulus ginjal yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada alat vital tersebut.
Baca Juga : Waspadai Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di Kabupaten Barito Timur
Oleh sebab itu penyakit gagal ginjal sangat perlu dideteksi sejak dini dan diantisipasi dengan tindakan yang tepat.
Selain itu, pencegahan datangnya penyakit ini juga sangat penting untuk dilakukan. Salah satunya dengan cara mengubah pola makan dan juga gaya hidup.
Makan makanan yang tidak sehat, gizi tidak seimbang, kurang serat, terlalu banyak jajan kemasan, frozen food dengan bahan pengawet, tinggi garam, minuman manis dengan kadar gula yang tinggi, makan minum tinggi kalori, hingga seringnya makan makanan cepat saji adalah salah satu pola makan yang memicu berbagai penyakit.
Selain itu, pengaruh paparan gadget yang menjadi kegiatan anak sehari-hari juga memicu fungsi organ tubuh mereka tidak terpacu dengan baik.
Kurang aktivitas fisik yang membuat anak selalu bergerak, paparan sinar gadget yang justru menimbulkan gangguan kesehatan menjadi pendukung lain yang membuat tubuh anak-anak rentan terkena penyakit.
Discussion about this post