Kalteng Today – Sampit, – Anggota Komisi I DPRD Kotawaringin Timur, Hairis Salamad mengaku prihatin melihat kondisi masyarakat di pelosok yang masih hidup dengan serba keterbatasan.
Bahkan harga bahan pokok di sana sangat tinggi. Salah satunya mie instan bisa dibeli dengan harga Rp 15.000 per bungkusnya.
“Saya berkunjung ke Kecamatan Antang Kalang sampai ke Tumbang Gagu yang merupakan desa paling ujung. Miris saya melihatnya. Saya hampir menangis melihat kondisi saudara-saudara kita di sana yang hidup dalam serba keterbatasan. Harga mie goreng instansi satu bungkus Rp 15.000. Harga solar per liter Rp 30.000 – 35.000,” ucapnya, Kamis, 19 November 2020.
Menurutnya itu adalah sebuah fakta yang dilihatnya secara langsung terkait kondisi masyarakat di sana.
Terkait itu, Hairis pun mengajak semua pihak lebih peduli dan tidak menutup mata terhadap nasib masyarakat di pelosok. Semua pihak harus duduk bersama untuk mencarikan solusi yang cepat dan terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Ketua Fraksi PAN DPRD Kotim ini menambahkan, selama ini masyarakat Desa Tumbang Gagu belum merasakan kemerdekaan dalam beraktivitas karena masih terisolasi.
“Pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan masih sangat kecil,” tukasnya.
Keterisolasian itu membuat pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa itu menjadi jauh tertinggal. Masyarakat kesulitan membawa hasil pertanian seperti karet, rotan dan lainnya karena belum ada jalan darat. [Red]
Discussion about this post