Kaltengtoday.com, Puruk Cahu – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis. Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia dua tahun.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Murung Raya (Mura), Rahmat Hidayat menjelaskan, dalam mengatasi stunting perlu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki dampak positif. Tentunya perlu dilakukan koordinasi secara baik terhadap seluruh lintas sektor.
Baca Juga : Orangtua Harus Pahami Gejala dan Dampak Stunting
Salah satunya perencanaan kegiatan penurunan stunting dilakukan dengan berbasis data, indikator pada rencana aksi nasional. Selain itu melakukan pemantauan secara terpadu dan meningkatkan manajemen data yang baik sehingga dapat mengukur hasil-hasil pelaksanaan kegiatan.
“Kita memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi masalah stunting. Selain kesehatan, juga memiliki dampak besar pada pendidikan ekonomi dan perkembangan sosial,” jelasnya, Sabtu (4/12/2023).
Baca Juga : Balita Stunting Terus Mendapat Bantuan
Selain itu, lanjut politisi PKB ini, ada beberapa kegiatan yang dapat berkontribusi pada penurunan stunting melalui intervensi gizi sensitif. Diantaranya menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih serta sanitasi. Selain itu melakukan fortifikasi bahan pangan, menyediakan akses layanan kesehatan dan keluarga berencana.
Selanjutnya, menyediakan jaminan kesehatan nasional dan jaminan persalinan universal. Ada pula bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin. Selain itu memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua dan pendidikan gizi masyarakat.
“Kita harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penurunan stunting. Kita perlu melakukan pendekatan multisektor melalui intervensi layanan spesifik dan sensitif secara konvergensi,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post