Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Akibat tiadanya hujan selama sebulan lebih, warga beberapa desa di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalteng, mulai menghadapi persoalan memenuhi kebutuhan air. Bukan hanya untuk minum, tapi juga untuk mandi, mencuci piring, dan kebutuhan mandi cuci kakus (MCK).
Salah satunya yang sudah mengalami kesulitan air, adalah Desa Rodok, Kecamatan Dusun Tengah. Sumber-sumber air bersih, yang menjadi sarana umum, kebanyakan mulai kering dan airnya keruh.
“Antara lain di Pal 12, Sungai Uran, Sungai Tuyau, dan Blang. Sudah tak bisa diandalkan lagi debit airnya. Bahkan di Pal 12, orang bisa mengambil air pada jam 3 pagi. Karena biasanya di dini dan pagi hari, sumber mata airnya lebih lancar. Kalau sudah siang, surut sekali. Terutama karena ramai diambil warga,” papar Tofik, salah seorang warga, yang ditemui sedang mengisi air di Pal 12 ke jerigen besar yang dibawanya, petang hari (Minggu, 03/09/2023).
Baca Juga : Â Kemarau Panjang Berdampak Tangkapan Nelayan Pesisir
Bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan, persoalan ini memang cukup rumit. Lain halnya yang mampu membeli air, mereka akan memesan dengan harga Rp100 ribu per tangki berisi 500 liter.
Penyuplai air yang katanya layak dikonsumsi itu, adalah warga setempat dengan menggunakan angkutan mobil pick up. Tentu saja ini adalah sebuah solusi bagi warga yang memerlukan, meski hanya beberapa dari mereka saja, yang mampu merogoh kocek lebih, yang bisa menikmatinya.
Baca Juga : Â Musim Kemarau, Masyarakat Diminta Tak Lakukan Ilegal Fishing
“Kami mendengar belum lama ini di Kecamatan Benua Lima, Polres Bartim membagi air bersih. Andai saja disini juga ada aksi demikian. Ya moga-moga nanti sampai sini lah aksi sosial itu,” ucap Maswan, salah seorang warga Rodok lain, yang mengaku membaca berita pembagian air bersih tersebut di media ini. [Red]
Discussion about this post