Kalteng Today – Entertainment, – Gelaran pesta olahraga terbesar sejagat khusus atlet difabel resmi berakhir. Membawa kabar gembira, kontingen tanah air nyatanya berhasil meraih sejumlah juara dan panen medali di ajang ini.
Tercatat, kalau Indonesia berhasil membawa pulang sebanyak sembilan medali yang terdiri dari dua medali emas dari cabor para badminton, tiga medali perak dari cabor para powerlifting dan para badminton, serta empat medali perunggu dari cabor para badminton, para atletik, dan para tenis meja. Dari perolehan tersebut, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-43 klasemen akhir.
Rasanya tak berlebihan kalau pencapaian kontingen Indonesia untuk ajang Paralimpiade ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa, mengingat deretan percapaian tersebut nyatanya jauh melampaui semua target yang sudah ditetapkan oleh Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia.
Sedikit kilas balik, awalnya NPC hanya menargetkan kontingen Indonesia mengirimkan sebanyak 15 atlet, peraihan tiga medali yang terdiri dari masing-masing satu medali emas, perak, dan perunggu, serta berhasil masuk minimal peringkat ke-60 besar dari 161 negara.
Nyatanya, seluruh target tersebut dicapai bahkan terlampaui dengan memuaskan, oleh para atlet difabel yang membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berprestasi.
Sejarah baru perolehan tiga medali sekaligus oleh seorang atlet wanita
Di saat yang bersamaan, sejarah baru lainnya juga diukir oleh seorang atlet para badminton bernama Leani Ratri Oktila. Dirinya menjadi atlet pertama di Indonesia yang berhasil meraih tiga medali sekaligus dalam gelaran pesta olahraga dunia sekelas Paralimpiade.
Sebelumnya, rekor serupa dimiliki oleh atlet Indonesia yang berpartisipasi pertama kali di Paralimpiade pada tahun 1976, yaitu Itria Dini yang berhasil meraih satu medali emas untuk cabor lempar lembing sekaligus medali perunggu untuk cabor tolak peluru.
Tahun ini, Leani diketahui turun di tiga cabor sekaligus yaitu ganda putri (medali emas), ganda campuran (medali emas), dan tunggal putri (medali perak). Tak heran, jika sejak kemarin nama Leani kerap ramai diberitakan dan dirinya dijuluki sebagai Queen of Parabadminton.
Mengulik sedikit profil Leani, dirinya adalah sosok kelahiran tahun 1991 yang awalnya memulai perjalanan sebagai atlet badminton kategori normal sejak usia 8 tahun. Namun, pada tahun 2011 Leani mengalami kecelakaan dan membuat kondisi fisiknya tidak seperti semula.
Karena itu, Leani akhirnya berpindah ke kategori disabilitas dan bergabung dengan komite Paralimpiade.
Sama halnya seperti saat pasangan ganda putri Indonesia di Olimpiade Tokyo yaitu Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mendapat medali emas, apresiasi besar nyatanya juga diberikan Presiden Joko Widodo kepada Leani usai memenangkan pertandingan ganda campuran bersama pasangannya, Hary Susanto.
Jokowi diketahui langsung melakukan panggilan video dengan keduanya dan mengucapkan rasa terima kasih atas prestasi yang diraih. Melalui akun instagram resminya, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan bahwa prestasi yang diperoleh merupakan hal yang membanggakan setelah 41 tahun berlalu.
“Sekali lagi selamat untuk jajaran atlet, pelatih, terima kasih, saya tunggu nanti di istana semuanya…” ungkap Jokowi.
Sama halnya seperti Olimpiade, jajaran kontingen Paralimpiade Indonesia dipastikan akan berkunjung ke Istana Presiden untuk menerima apresiasi secara langsung.
Selamat tim Indonesia![Red]
Discussion about this post