Kalteng Today – Sampit, – Setelah dikeluarkannya larangan ekspor rotan mentah pada tahun 2011 lalu, sektor rotan menjadi terpuruk. Hingga kini kondisinya belum normal dan harga masih berfluktuasi, begitu pula karet, harganya terkadang turun drastis sehingga dikeluhkan para petani.
Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Juliansyah ST meminta pemerintah daerah untuk mengintervensi melalui kebijakan agar menjaga kestabilan harga karet dan rotan, sehingga para petani bisa sejahtera. Karena saat ini sebagian masyarakat didaerah ini masih menggantungkan hidup dari hasil panen karet dan rotan.
“Hal ini perlu ada intervensi pasar melalui kebijakan pemerintah daerah, saya melihat selama ini belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah untuk mencarikan solusinya, saat ini para petani karet dan rotan perlu ada jaminan kestabilan harga sehingga dua komoditas ini mampu menyejahterakan mereka,” ujar Juliansyah, Rabu 16 Agustus 2020.
Menurutnya harga dua komoditas ini selama ini banyak dikeluhkan karena harganya terkadang turun drastis sehingga para petani berharap pemerintah daerah mencari solusi agar harga karet dan rotan tetap dapat stabil.
Dirinya mensinyalir harga karet dan rotan itu sering dipermainkan tengkulak, sementara para petani tidak ada pilihan lain sehingga tetap menjual meski harga rendah.
“Harga karet itu harganya turun naik, seperti minggu ini harganya Rp 8.000 per kilogram, tapi beberapa hari kemudian turun drastis anjlok bisa menjadi Rp 6.500 per kilogram. Hal ini juga sering terjadi pada komoditas rotan dan kelapa sawit, maka dari itu pemerintah daerah perlu turun tangan mengatasi masalah ini,” ucap Juliansyah.
Politisi Partai Gerindra ini juga mengatakan kalau saja di Kabupaten Kotim ini memiliki banyak industri hilir karet dan rotan maka harga diperkirakan akan lebih stabil, begitu juga dengan kelapa sawit, perlu banyaknya pabrik agar semakin banyak pilihan tempat bagi petani untuk menjual hasil panen mereka.
“Dengan adanya industri hilir dan pabrik kelapa sawit, itu akan memberi kepastian serapan hasil panen karet, rotan maupun kelapa sawit petani, sehingga harga akan lebih stabil dan hasil panen kebun petani akan selalu terserap, dan kalau ini bisa diupayakan, saya yakin tidak bisa lagi ada monopoli harga. Kami DPRD akan mendorong pemerintah kabupaten bisa mengupayakan ini dengan menggandeng pihak investor untuk berinvestasi di Kabupaten ini,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post