kaltengtoday.com, Palangka Raya – Agustin Teras Narang dalam konvensi yang digelar oleh Majelis Sinode Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), tepatnya pada Rabu (13/7) kemarin.
Dalma kesempatan tersebut dirinya memberikan catatan pengantar tentang persiapan menghadapi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) di hadapan ratusan pendeta.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya berkesempatan membagikan dinamika global, seperti pandemi Covid-19 dan perang Ukraina versus Rusia yang semakin menyulitkan dan dengan ancaman krisis kesehatan, energi dan pangan.
“Saya sampaikan bagaimana isu HE4F yakni Health (Kesehatan), Education (Pendidikan), Food (Pangan), Fuel (Energi), Financial (Keuangan), dan Forestry (Kehutanan), amat mempengaruhi kehidupan kita. Atas dasar inilah maka saya kerap mengingatkan agar dengan situasi yang berat saat ini, pemerintah tidak tergesa – gesa dalam memindahkan IKN,” katanya kepada awak media, Kamis (14/7).
Dirinya menjelaskan, saat ini perang Ukraina dan Rusia telah berimbas pada fluktuasi harga energi (Fuel) dunia yang satu sisi berpeluang meningkatkan ekspor batubara Indonesia.
Akan tetapi, menurutnya lagi di sisi lain meningkatkan biaya pasokan pembangkit batubara yang dampaknya pada kenaikan biaya listrik rumah tangga.
Baca Juga : Â AMSI Gelar Pelatihan Literasi Berita, Warga Kalteng Sadar Dampak Medsos
“Hal yang sama juga meningkatkan harga perolehan BBM yang didominasi impor, sehingga memicu kenaikan BBM bagi masyarakat serta imbasnya pada kenaikan harga-harga lainnya,” ujarnya mantan Gubernur Kalteng tersebut.
Selanjut, ia juga menjabarkan terkait dengan data Menurut Kementerian Keuangan (CNBC Indonesia, 2022), realisasi subsidi energi pada 2021 tercatat mencapai Rp 142 triliun, melonjak 30,5% dari 2020 yang tercatat sebesar Rp 108,8 triliun.
“Ini membebani APBN dan menyulitkan keuangan negara sehingga prioritas pembangunan IKN perlu disesuaikan kembali,” ungkapnya.
Teras menekankan, kecermatan dan kejelian dalam mengelola keuangan negara menjadi penting merujuk prioritasnya, terlebih agar tidak sampai karena niat membangun IKN, keuangan negara mengalami kesulitan. Terlebih dengan beban subsidi energi yang masih membebani APBN.
“Secara khusus pemindahan IKN mesti disikapi dengan kesiapan GKE. Perlu ada upaya analisis SWOT oleh GKE untuk menghasilkan rekomendasi dan perencanaan strategis dalam menghadapi IKN. Lebih jauh akan menarik bila GKE mampu menjadikan momen pemindahan IKN sekaligus sebagai upaya pembuatan peta jalan reformasi bersama yang lebih sistematis, taktis, dan terukur,” terangnya.
Baca Juga : Â Tingkatkan Minat Literasi, PLN Hadirkan Pojok Baca Digital
Teras yang merupakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau DPD RI ini secara prinsip, menurutnya persiapan menghadapi IKN dimulai dengan merapatkan barisan dan membangun keunggulan bersama.
“Terutama ini jelang tahun politik 2024, agar GKE tidak abai pada penguatan kepentingan GKE di tengah rencana pembangunan IKN ini,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan GKE mesti merapatkan barisan, mengintegrasikan potensi aset pelayanan yang dimiliki termasuk lembaga pendidikan yang perannya strategis menyambut IKN. Selanjutnya mempersiapkan sumber daya manusia unggul, serta mencegah munculnya marginalisasi baik masyarakat maupun daerah Kalimantan lainnya di luar IKN.
“Para tokoh serta generasi muda GKE termasuk yang menjadi diaspora di berbagai negara perlu dilibatkan untuk bersatu memperkuat GKE dalam upaya menghadapi pembangunan IKN serta tantangan lain yang kini membayangi dunia. Tak kalah penting komunikasi kelembagaan dengan pemerintah pusat khususnya Otorita IKN hingga Pemda di Kalimantan perlu diintensifkan untuk menjaga kepentingan besar GKE dan masyarakat Kalimantan pada umumnya,” jelasnya.
Hari ini krisis kesehatan, pangan, energi, dan ekologi telah menjadi tantangan nyata. Untuk itu ini mesti menjadi perhatian GKE dengan melakukan peningkatan keunggulan lewat lembaga pendidikan, gereja, maupun komunitas basis jemaat yang dimiliki. Revitalisasi gerakan pendidikan dan kesehatan GKE juga perlu jadi prioritas dalam peta jalan reformasi ini dengan membentuk dan menambah adanya Departemen Pendidikan dan Kesehatan.
Baca Juga : Â Teras Narang Ingatkan Pemerintah Soal Pembangunan IKN
“Selanjutnya lewat pelibatan seluruh pihak untuk melakukan analisis SWOT dan penyiapan Peta jalan reformasi GKE diharapkan kita lebih siap menyongsong masa depan. Sudah saatnya GKE memperhatikan pemindahan IKN sebagai salah satu tantangan dan pemantik perubahan. Namun lebih jauh, peta jalan ini mesti menjadi panduan kita dalam melakukan perubahan internal agar siap menghadapi seluruh tantangan yang datang secara global, nasional, maupun regional,” demikian Teras.[Red]
Discussion about this post