kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Ancaman bahaya kekeringan akibat badai El Nino yang diprediksi hingga sekitar Oktober nanti, menjadi satu hal yang sangat dipikirkan oleh para petani. Hal ini terkait konsekuensi berkurangnya debit air.
Salah seorang petani di Songko, Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah, Adi S, (Senin, 29/05/2023) menuturkan bahwa dirinya harus melakukan langkah antisipatif jika prediksi panas berkepanjangan ini benar.
Baca Juga : Â Bartim Kirim Utusan ke Apel Siaga dan Latihan Bersama
Lelaki yang membudidaya semangka dan sayur mayur itu, mengatakan bahwa dirinya mulai menyiapkan tandon persediaan air sebanyak-banyaknya. “Kebetulan ada saja hujan turun, beberapa kali, jadi itu yang saya manfaatkan. Menampung air di drum/tong, ember, jerigen dan berbagai tempat lain. Dan saya juga sedang membuat kolam terpal, khusus menampung air. Bukan untuk dikonsumsi, melainkan sebagai wadah penampung air,” tuturnya.
Ditambahkan olehnya, air tampungan itulah, yang nanti akan digunakan untuk menyiram sayur mayur atau buah yang ia tanam. Meski dalam beberapa hari lagi dia bisa panen, namun kesinambungan tanam tentu memerlukan air, supaya benih yang ditanam bisa subur.
Baca Juga : Â Puncak Musim Panas Diperkirakan Juli 2023
Hal sama juga dilakukan Marjo, petani dari Kecamatan Paju Epat. Ia mulai menaruh segala peralatan yang bisa dipakai untuk menampung air. “Kalau hujan turun berarti ya membantu kita mengurangi penggunaan air. Tapi memang, air ini kita siapkan sebagai penyiram di saat hujan tak turun,” jelasnya.[Red]
Discussion about this post