Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, menggelar Rainforest Festival dengan tajuk Jelajah Hutan Hujan, di Aula Bapelkes, Kota Palangka Raya, Rabu, 21 Juni 2023.
Rainforest Festival tersebut merupakan perayaan untuk Hari Hutan Hujan Sedunia atau World Rainforest Day yang diperingati setiap tanggal 22 Juni.
Baca juga :Â Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya Kembangkan Bank Sampah Digital
Rainforest Festival berangkat dari Rainforest Live, yaitu suatu event online yang diinisiasi BNF pada tahun 2014 diikuti oleh lembaga konservasi dari berbagai negara, untuk berbagi gambaran sekilas tentang bagaimana rasanya menjelajahi hutan hujan dengan menggunakan #RainforestLive.
Kegiatan tersebut, dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, Achmad Zaini.
Dalam sambutannya, pihaknya mewakili Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, menyambut baik Rainforest Festival yang diselenggarakan oleh BNF Indonesia.
“Kegiatan ini ingin mengedukasi masyarakat untuk bisa mengenal tiga tipe hutan, yakni Hutan Rawa Gambut, Kerangas dan Dataran Tinggi yang ada di Kalteng,” katanya.
Dijelaskannya, tiga tipe hutan tersebut merupakan hutan yang penting di Kalimantan. Pasalnya, tidak seluruh daerah memiliki hutan hujan tropis, terlebih hutan gambut yang dinilai memiliki potensi besar dalam kehidupan.
Dalam festival ini, juga akan memperlihatkan berbagai ancaman yang akan terjadi di tiga tipe hutan tersebut, salah satunya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebab, jika telah terjadi Karhutla di lahan gambut, maka akan sulit untuk ditanggulangi. Untuk itu perlu perhatian dari seluruh elemen dalam bersama-sama menjaga hutan di Kalteng.
“Harapan kita, kelangsungan fungsi hutan itu bisa terjaga, sehingga keanekaragaman hayati nya bisa berkembang biak dan bisa hidup di habitatnya, tanpa ada gangguan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Operasional BNF Indonesia, Tjatur Setiyo Basuki mengungkapkan, jika Rainforest Festival ini sebagai sarana memperkenalkan tiga tipe hutan kepada masyarakat, khususnya para siswa dan mahasiswa.
Untuk itu, pihaknya juga menyediakan wahana yang menggambarkan kondisi tiga tipe hutan yang dapat dikunjungi oleh masyarakat secara gratis.
“Walaupun secara tampilan tidak sampai 10 persen dari hutan yang sesungguhnya. Tetapi paling tidak, ada edukasi awal bagi siswa dan mahasiswa,” ujarnya.
Selain karhutla, pihaknya juga mengedukasi terkait berbagai ancaman lain yang dapat merusak fungsi hutan, yakni ilegal logging hingga perubahan fungsi kawasan hutan ke fungsi yang tidak seharusnya atau di luar izin.
Baca juga :Â Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2023 “Beat Plastic Pollution”
Untuk itu pihaknya berharap, Rainforest Festival dapat membangun kesadaran bagi seluruh pihak, terutama para siswa dan mahasiswa untuk paham tentang hutan, manfaat dan ancamannya.
“Karena kan mereka (siswa dan mahasiswa,red) ini pengambil keputusan di masa depan. Penting untuk memahami segala yang berkaitan dengan hutan. Kalau mereka tidak paham, pada saat mereka menjadi pengambil keputusan, itu bisa menjadi persoalan,” pungkasnya.[Red]
Discussion about this post