Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Setelah mendapat kehormatan terkurasi dalam Kalimantan Indigenous Film Festival (KIFF) 2018, di Studio 21 Palangka Raya Mall lewat dua film fiksi berlatar adat Dayak yang kuat; Siung Mangkuwungan (panjang) dan HP Idaman (pendek), karya sinematografi putra Barito Timur, kembali terpilih dalam KIFF 2024.
Film epik legenda Siung Mangkuwungan, karya produser dan sutradara Ariantho S Muler,melibatkan Gusti Roby Navela sebagai tim penggagas, kamera sekaligus editing. Dan HP Idaman, sebuah film drama pendek, menjadi karya spontan mereka kembali, berdasarkan kisah dan skenario yang ditulis Iwan Prast.
Baca Juga : Ciputra Film Festival Dapatkan Lebih dari 600 Karya hingga Tingkat Internasional
Kerjasama ketiganya,tersempurnakan lagi dengan mendatangkan sineas X-Jo dari Jakarta, yang pernah berduet bersama sutradara kondang Hanung Bramantyo dalam film epik kolosal Sultan Agung (2018), pada film pendek Secangkir Harapan.
Film yang sebetulnya adalah kaya workshop ini, berhasil meraih Official Selection pada Aruh Film Kalimantan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan 2018, dan diikutkan pada apresiasi sineas lokal se-Indonesia dalam Jogja Asia Film Festival (JAFF) 2018.
Kini, lewat karya solonya, Keang (2023), Gusti Roby Navela mempunyai kesempatan untuk lebih mengeksploitasi teknis sinematografinya. Produksi Keang lebih bersifat independen, dan berjaring dengan komunitas adat karena memang misi Roby adalah menyuguhkan kearifan budaya Dayak Maanyan di Barito Timur, secara eksplisit dan visualitatif.
“Keang sendiri adalah kulit kayu, yang sejauh ini diketahui sebagai material pakaian suku Dayak, khususnya Dayak Maanyan pada jaman dahulu. Sekarang, dilestarikan menjadi pakaian kebudayaan. Fakta ini menunjukkan betapa harmonisnya hubungan manusia dan alam di tanah Kalimantan. Saya berharap sekali, karya ini menjadi sebuah media literasi, untuk membuka mata, bahwa alam memang harus dijaga. Bagaimanapun caranya,” tutur Roby dalam komunikasi melalui chat WhatsApp tadi Sabtu, (27/7/2024) secara eksklusif pada kaltengtoday.com.
Menurut Roby, audio visual mutlak memegang peranan paling efisien sebagai media kampanye, selain event kebudayaan.
“Dan menggabungkan keduanya, saya yakin adalah metode kombinasi yang sangat ampuh,” imbuhnya.
Baca Juga : Pesona Tiga Aktris Indonesia di Red Carpet Cannes Film Festival 2024
Anak muda kelahiran Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, yang sedang menempuh studi S2 di Jakarta ini juga mengucapkan terimakasihnya pada penyelenggara KIFF 2024 Agustus mendatang, yang membuka gerbang bagi para kerator film pendek, khususnya di Kalimantan, untuk bersama membuka mata dunia.
Bahwa adat, tradisi dan budaya Dayak, masih tetap terjaga hingga kini, sebagai sebuah identitas kuat bagian dari Nusantara. Dan memang, lewat film, kita bisa terus mengampanyekan agar kebertahanan ini terus dijaga..[Red]
Discussion about this post