kaltengtoday.com, Kuala Kurun – Pria bernama Guanhin yang lahir pada tanggal 10 November 1965 dan dirinya berasal dari Desa Sebabie, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Ia merupakan anak ke lima dari ayahnya bernama Saperan Putung Sarani dan ibu bernama Duyan Jalani yang memiliki saudara tujuh orang semuanya yang perempuan.
Saat ini, dirinya menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Gunung Mas (Gumas). Awal dia, meniti karirnya menjadi PNS yang dari bawah kala itu sekolah di Katolik di Sampit tahun 1982.
Kemudian Guanhin menuturkan, saat itu ia melanjutkan dan masuk sekolah lagi di SMP PGRI Palangka Raya. Memang akuinya ia merupakan anak dinilai cukup miskin bahkan dari desa terpencil waktu itu, karena memang tidak ada jalan darat selain melewati sungai.
Baca Juga : BKPSDM Gumas, Lepas Dua Siswa Kembali ke SMKN-1 Kurun
“Saat berangkat dari kampung saya untuk melanjutkan sekolah hanya berbekalkan uang pemberian dari orang tua yang ekonomi pas-pasan saja hanya Rp 47.500 ribu saja, jadi tujuh ribu lima ratus itu duit logam yang ditabung orang tua. Tetapi saya, bangga dengan menggunakan uang itu karena harga barang dan seragam itu cuma Rp 5 ribu saja,” ucap Guanhin saat bincangi, Senin (29/8).
Kemudian, lanjutnya, ia lulus SMP PGRI Palangka Raya tahun 1985. Lalu, mendaftar sekolah lagi di SMAN-2 Palangka Raya dengan mengikuti orang sebagai wali murid selama tiga tahun dan lulus pada tahun 1988. Setelah itu, dirinya kembali pulang ke kampung tempat dia berasal yakni Desa Sebabie lalu istirahat sekolah selama satu tahun lebih.
“Jadi saya berusaha mencari uang dengan menyadap karet, mencari rotan, dan kerja kayu log pada waktu itu dan saya mendapatkan uang selama tidak sekolah dan itu sudah banyak uang sekitar Rp2.800 juta yang saya tabung untuk melanjutkan kuliah pada tahun 1990 masuk di Universitas STIH-TB Palangka Raya,” ujarnya.
Disitu, lanjutnya, ia bersekolah dan di tahun 1991 ia mendapatkan tawaran untuk bekerja di penyiaran radio RRI Palangka Raya, dan menjadi pegawai honorer sebagai penyiar dengan gaji hanya Rp 25 ribu saja kala itu per bulan. Kemudian, dia mendapatkan kesempatan mengikuti testing menjadi PNS.
“Mengikuti testing pada bulan Oktober 1991 dan yang dicari itu untuk lulusan SMA hanya satu orang saja, dan kami yang mengikuti tes itu sebanyak 28 orang, puji Tuhan saya diterima sehingga bulan April 1992 saya di terima menjadi PNS dan SK saya keluar,” terangnya.
Baca Juga : BKPSDM Kota Palangka Raya Diminta Optimalkan Tata Kelola ASN
Kemudian, lanjutnya lagi, dirinya tetap berkuliah di STIH-TB Palangka Raya sampai lulus disitu pada tahun 1996 dan sudah di yudisium dan diwisudakan. Lalu, dirinya mencoba mengusul untuk penyesuaian ijazah tahun 1997, dari pangkat golongan hanya II-b, dengan pengajuan penyusuaian ijazah S-1 dan keluar SK pada bulan Maret 1997 dan TNT-nya di 1 April dengan golongan III-a, yang kala itu masih di RRI Palangka Raya.
Discussion about this post