kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Menghadapi sekaligus mengantisipasi jika isu resesi ekonomi besar 2023 mendatang benar, maka pertanian mandiri bisa menjadi sebuah opsi yang menyelamatkan.
Jika masyarakat mampu memproduksi beras ataupun komoditas pertanian sendiri, maka ketahanan pangan swadaya akan tercipta dan itu adalah cara ampuh menghindarkan dari jepitan resesi.
“Uang sebanyak apapun, kalau barang yang dibeli tidak ada, maka apa gunanya. Dan yang paling mendasar tentunya adalah barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula, minyak dan sebagainya. Kalau gula dan minyak jelas kita tidak bisa bikin sendiri. Maka yang bisa kita upayakan adalah padi atau beras, juga tanaman pangan lain,” papar anggota DPRD Bartim Surdi Prungeh, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga : Â Banyak Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Kotim Belum Laksanakan Pasma Rakyat 20 Persen
Anggota dewan dari Partai Demokrat tersebut, menilai sudah seharusnya Pemkab melalui instansi terkait membantu benih pada warga masyarakat, untuk kesiapan ketahanan pangan tersebut.
“Nantinya didata berdasarkan geografisnya. Mana yang bisa ditanami padi, mana yang perlu di support untuk jenis lain, seperti hortikultura,” lanjutnya.
Surdi merujuk, bertanam pisang, jagung dan lain-lain, bisa jadi pilihan yang cukup menjanjikan secara ekonomi. Sehingga warga tidak melulu hanya berpikir berladang padi setahun sekali, setelah itu ditanami karet, begitu seterusnya
Baca Juga : Â Perlu Inventarisasi Lahan Pertanian dan Perkebunan Masuk Dalam Kawasan Hutan
“Sudah saatnya masyarakat kita harus berorientasi ke pertanian atau perkebunan yang lebih menguntungkan. Sistem tumpang sari juga bisa dilakukan. Seperti yang saya lakukan. Di antara pepohonan karet, ditanam pisang. Sehingga sambil karetnya bisa disadap, kita bisa memetik hasil dari panen pisang atau cabai. Apalagi harganya relatif bertahan bagus di pasar,” ujar lelaki yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Rodok dan anggota DPRD dari Partai PKPB itu. [Red]
Discussion about this post