kaltengtoday.com, Palangka Raya – Puluhan massa aksi yang menamakan diri Aliansi Utus Dayak Mantehau menggelar aksi di halaman kantor Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR), Senin (24/7).
Penanggungjawab Aksi, Yetro Simon dalam orasinya menyampaikan aliansi tersebut terbentuk atas dasar keprihatinan bersama pihaknya terhadap sulitnya generasi muda suku Dayak diterima di kampus negeri terbesar di Bumi Tambun Bungai tersebut, khususnya di Fakultas Kedokteran.
“Ini adalah bentuk keseriusan kami dalam menegakan tentang apa yang menjadi hak kita sebagai orang Dayak. Jadi kenapa saya lantang menyuarakan hal ini adalah demi anak cucu kami kedepannya,” katanya.
Baca Juga :Â Rektor UPR Tanda Tangani Perjanjian Kerjasama PPG Senilai Rp 1.4 Milyar
Ia menegaskan, aliansi tersebut tidaklah ditunggangi oleh siapapun dan dalam aksi ini merupakan murni dengan kesadaran hati.
“Kami datang dengan kerelaan hati dan bisa dilihat yang datang sedikit saja, tapi saya yakin dan percaya suara ini harus didengar oleh pihak pemangku kepentingan supaya di semua daerah di Indonesia ini tidak ada yang namanya ketimpangan di dunia pendidikan,” tegasnya.
Lebih lanjut dalam sesi wawancara, ia mengungkapkan program afirmasi yang diprogramkan oleh Kemendikbud diharapkan dapat di akomodasi oleh pihak kampus UPR.
“Kami harapkan Pak Rektor bisa mengakomodasi itu, paling tidak kalau tidak bisa tahun ini tahun depan itu harapan kita. Kita dari Aliansi Utus Dayak Mantehau apabila memang diperlukan untuk memback-up sampai finalisasi itu kami siap,” terangnya.
Baca Juga :Â Mahasiswa UPR Berhasil Raih Beasiswa The Hokkaido University Short-Term Exchange Program
Yetro kembali menekankan, dengan adanya program afirmasi, maka akan meminimalisasi kesenjangan, sehingga kualitas dan mutu pendidikan di Kalteng dapat meningkat.
“Mengingat kita adalah penyangga IKN, bagaimana dengan kita sebagai daerah penyangga kalau kita tidak siap di segala lini sektor maka akan terjadi ketimpangan demi ketimpangan,” tukasnya.
Dilain pihak, Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Natalina Asi saat menemui massa aksi mengatakan, akan menampung aspirasi yang disampaikan dan hal tersebut merupakan masukan UPR di masa yang akan datang.
“Kami ini terikat dengan sistem, sehingga harus ada regulasi dan peraturan yang kami taati. Tetapi dengan keadaan ini kami bersyukur, dan jangan khawatir sampaikan kepada kami dalam bentuk tertulis, sehingga kami bisa mengevaluasi semua yang sudah kita laksanakan dan memperbaiki untuk tahun selanjutnya,” tutupnya. [Red]
Discussion about this post