kaltengtoday.com, Palangka Raya – Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam waktu dekat akan melaksanakan pameran yang bertajuk Pesona Tambun Bungai (PTB).
Deputi Bank Indonesia perwakilan Kalteng, Yudo Herlambang mengatakan, kegiatan PTB tersebut guna mendorong upaya pemulihan ekonomi para UMKM selama pandemi covid-19 yang melanda Kalteng dua tahun terakhir.
“Dampak pandemi sangat terasa bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) banyak karyawan yang dirumahkan, UMKM yang gulung tikar karena tidak ada permintaan,” katanya, pada saat meninjau UMKM di Mega Town Square (Metos), Kota Palangka Raya, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga :Â Pemerintah Diminta Bantu UMKM Agar Berkembang
Dengan kondisi demikian, perlu adanya upaya dalam menciptakan suatu permintaan, seperti melakukan penjualan melalui media sosial hingga pelaksanaan pameran atau Expo.
Untuk itu, dalam pameran PTB yang akan dilaksanakan pada awal Agustus 2022 mendatang, akan ada sekitar 30 pelaku UMKM yang terlibat di pameran yang dilaksanakan di sekitar Bundaran Besar Kota Palangka Raya.
“Jadi kenapa kita laksanakan di Bundaran Besar. Karena memang di sana itu kan merupakan pusat keramaian. Tentu bisa lebih mudah mengundang masyarakat secara luas,” ucapnya.
Lebih lanjut Yudo Herlambang mengatakan, dalam kegiatan PTB tersebut, pihaknya akan menampilkan UMKM di bidang Wastra atau produk hasil kain, Kriya atau produk hasil kerajinan tangan dan produk kuliner lokal.
Selain itu, melalui kegiatan PTB tersebut, pihaknya juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat terkait istilah atau nama yang benar dari suatu produk lokal.
“Misalnya saja seperti produk Benang Bintik. Masyarakat kerap menyebut dengan nama batik Kalteng. Padahal nama yang sebenarnya Benang Bintik,” ujarnya.
Baca Juga :Â Lakukan Pembinaan Sektor UMKM di Pedesaaan
Selain itu, dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung ke pameran PTB tersebut. Pihaknya juga berharap akan berdampak pada pemulihan ekonomi pada sektor pariwisata.
Seperti pelaku UMKM, sektor pariwisata juga turut terkena imbas dari dampak pandemi covid-19. Berbagai kebijakan, seperti adanya larangan berkerumun, menjadikan objek pariwisata harus ditutup dan kehilangan penghasilan.
“Dengan banyaknya kegiatan, dampaknya bisa terasa langsung. Karena masyarakat dari luar daerah itu pasti datang ke sini. Sehingga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post