Kaltengtoday.com – Tamiang Layang – Wacana Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas SE MM beserta jajaran Pemkab Bartim untuk menyetabilkan harga karet, disambut antusias para penuadapy karet di Gumi Jari Janang Kalalawah ini.
Mereka mengaku, jika selama ini harga karet di Bartim sangat bergantung pada tengkulak. Sebuah logika yang ironis, menurut J Fernandez, pegiat ekonomi kemasyarakatan dari sebuah lembaga milik yayasan Katholik, saat bertemu di kantornya di Kelurahan Ampah Kota, Kecamtan Dusun Tengah
“Logikanya begini, Bung, kalau Anda beli gula di warung, yang menentukan harga siapa? Penjual kan? Tapi yang terjadi selama ini, siapa yang tentukan harga getah? Pembeli kan? Kenapa kita tidak bisa tentukan harga? Karena kita tidak punya posisi tawar,” paparnya.
Dalam kunjungannya ke Pontianak, Kalimantan Barat, Bupati Ampera menyatakan jika kualitas getah petanilah yang kerap menjadi penentu harga jatuh. Oleh karena itu, nantinya akan dibuatkan aturan, bagaimana standarisasi mutu getah yang dijual. Dan nanti dibedakan antara karet yang dibuat lumb dengan cetakan biasa, yang kerap diolok-olok sebagai “tahu raksasa”, atau dalam bahasa lokal disebut “tampik’.
Dan menanggapi kabar ini, para petani jadi bersemangat. Seperti yang dikatakan Sabar Gabai, petani karet asal Balawa, Kec Paju Empat, harusnya para penyadao pun merubah mutu produksi mereka jadi lebih baik.
Baca juga :Â Kejari Bartim Lakukan Upaya Perdamaian Kakak Beradik Terlibat Konflik
“Kalau mau harganya bagus, ya bikin olahan getahnya jangan dicampur-campur. Harus baik. Ini yang sering bikin kita cacat di mata para saudagar getah. Akibatnya, harga di sini jelek. Satu atau dua orang bikin ulah, yang lainnya kena imbas,” ujarnya saat di incangi tadi siang (Jumat, 11/2).
Baca juga :Â AMNBB Sampaikan Tuntutan ke DPRD Bartim
Di Kab Bartim sendiri, ada beberapa wilayah yang dari dulu terkenal relatif stabil harga getah karet lokalnya,lantaran kualitas yang terjaga. Yaitu di Desa Hayaping, Kecamatan Awang, lalu Desa Kalamus di Kecamatan Paku dan Desa Bentot, Kecamatan Patangkep Tutui. [Red]
Discussion about this post