Akhir-akhir ini cuaca memang dinilai sangat ekstrim di negara Indonesia. Musim hujan dan panas yang tidak menentu juga menjadi penyebab salah satu faktor iklim. Hal ini yang dapat membuat daya tahan tubuh menjadi tidak stabil. Namun, siapa sangka jika delegasi dari Rumania telah menemui gubernur kalimantan tengah, Gubenur Sugianto Sabran. Pertemuan guna membahas tentang kerja sama yang melibatkan teknologi untuk modifikasi cuaca.
Dilansir dari berita kalteng, ada sebuah rencana terkait dengan teknologi modifikasi cuaca yang mempunyai arah untuk mendukung pengembangan food estate atau nantinya untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Bahkan, perwakilan delegasi dari rumania yaitu H.E Tanasa Dumitru yang menjadi presiden konfederasi pekerja Rumania juga mengatakan bahwa pihaknya ingin mengembangkan hubungan kerja sama yang menyangkut tentang hubungan ekonomi antar Rumania dan Indonesia.
Modifikasi Teknologi Cuaca Untuk Karhutla
Salah satu penerapan teknologi cuaca atau biasa yang disingkat TMC ini menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan untuk dapat menangani pencegahan karhutla dengan melakukan cara pembahasan gambut.
Mereka mengatakan jika TMC ini membutuhkan pengeluaran yang jauh lebih murah dari water bombing. Efektivitas yang dimiliki oleh TMC juga jauh lebih tinggi. Bahkan diperkirakan ketika menggunakan TMC ini akan mendapatkan peluang hujan yang merata di beberapa wilayah, terutama wilayah karhutla. Sehingga dapat dijamin mempunyai muka air gambutnya agar laha tersebut tetap basah dan tidak mudah terbakar, ungkap Dirjen yang dimuat pada info kalteng.
Sebelumnya, presiden juga pernah menyebutkan soal TMC ini yang akan dapat menjadi salah satu solusi permanen pada bagian iklim dan dua bagian lainnya. Yaitu pada pengendalian operasional dan pengelolaan landscape. Manfaat lain yang dapat dirasakan jika menggunakan TMC ini adalah dapat membantu mengurangi asap akibat kebakaran. Selain itu dapat membantu memadamkan api pada wilayah yang luas, serta dapat mengatasi kekeringan.
Untuk pelaksanaan selanjutnya, TMC juga membutuhkan beberapa bantuan sinergitas, seperti halnya KLHK, BPPT, BMKG, BNPB dan TNI AU. Untuk kedepannya, sinergitas pada pihak-pihak yang sudah disebutkan diatas akan diperkuat menjadi sistem yang bekerja secara otomatis tanpa adanya permintaan dari TMC. Bahkan berdasarkan data analisis iklim yang sudah dioperasikan yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan. TMC bisa dilakukan dengan segera, sehingga karhutla juga dapat ditangani sedini mungkin.
Para oknum yang tidak bertanggung jawab itu tentu akan melakukan aksinya dan melihat kondisi lapangan saat itu juga. Biasanya mereka akan membatalkan aksinya jika lahan yang mereka targetkan masih ada hujan. Pemerintah kalimantan tengah juga melakukan upaya sosialisasi untuk melakukan pembukaan lahan baru tanpa membakar. TMC yang sudah dijelaskan tersebut, merupakan salah satu peristiwa kalteng yang sudah beredar sejak tahun 2020. Namun beritanya sudah dilupakan oleh masyarakat.
Discussion about this post