Kalteng Today – Buntok, – BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan pertemuan advokasi dengan pemangku kebijakan daerah tentang promosi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) 1.000 hari pertama kehidupan, di aula DP3AP2KB Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Rabu (21/4/2021).
Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng, Muhammad Irzal, SE, ME mengatakan, berdasarkan arahan dari Presiden bahwa BKKBN diberikan tanggung jawab sebagai koordinator penanganan stunting secara nasional.
“Oleh karena itu hari ini kita duduk bersama dengan dinas instansi terkait di Barito Selatan untuk mendiskusikan penanganan stunting,” ucap Muhammad Irzal kepada kaltengtoday, Rabu (21/4/2021)
Ia menjelaskan, target nasional pada tahun 2024 mendatang angka stunting turun 14 persen. Dimana Kalteng sendiri berdasarkan data dari Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) pada 2019 masih di angka 32,03 persen.
Kemudian untuk Barito Selatan, berdasarkan status gizi balita indonesia stunting atau gizi buruk di angka 33,53 persen atau sebanyak 3.631 keluarga.
“Ini harus kita lakukan progres melalui program-program yang dilakukan Pemkab Barsel agar menekan angka stunting sehingga pada tahun 2024 mendatang sesuai harapan,” ujarnya.
Sementara itu, kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Barsel, Adriansyah mengatakan, akan berkomitmen melakukan pencegahan stunting tersebut.
“DPPKBP3A Barsel siap bersinergi bersama SOPD lainnya yang melakukan intervensi pencegahan dan penanganan stunting di Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini,” terangnya.
Baca Juga : Apes! Trio Maling Ini di Dor Polisi Usai Curi Motor Warga Buntok
Ia menyampaikan, pihaknya telah menetapkan 11 desa yang akan menjadi lokasi fokus (lokus) stunting, dengan sasaran 3.631 keluarga yang tersebar di 10 kemungkinan dari 11 desa, dan diperkirakan
masih bisa berkembang.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya edukasi dan sosialisasi kesehatan reproduksi dan intervensi 1.000 hari pertama kehidupan.
Adapun sasaran kesehatan reproduksi tersebut remaja, pasangan calon menikah dan pasangan usia subur. Sementara 1.000 hari pertama kehidupan sasarannya ibu hamil dan keluarga baduta.
“Program ini kita laksanakan dengan maksimal serta bersinergi dengan OPD terkait agar mencapai target nasional penurunan angka stunting pada tahun 2024 mendatang sebesar 14 persen,” terangnya. [Red]
Discussion about this post