Kalteng Today – Warganet +62 merapat! Mari berbaris rapi dan buktikan kalau laporan Digital Civitex Index (DCI) Microsoft keliru. Bahwa netizen Indonesia yang dikenal ‘Paling Gak Sopan se-Asia Tenggara’ itu tidak benar. Bahwa pengguna media sosial tanah air punya norma kesopanan dan etika yang bagus. Eh sebentar, tapi kok Microsoft non-aktifkan kolom komentar?
Nama ‘Microsoft’ seketika mencuat jadi trending topik. Setelah merilis data hasil pengukuran tingkat kesopanan digital pengguna Internet di seluruh dunia.
Di urutan pertama, ditempati oleh warganet Singapura dengan tingkat kesopanan terbaik. Bahkan Negeri Singa ini menduduki peringkat keempat di dunia.
Mirisnya, Indonesia nangkring di posisi terbawah se-Asia Tenggara, alias menjadi negara dengan warga di media sosial paling tidak sopan di wilayah tersebut. Sad ☹
Ketika data ini dirilis, tentu saja warganet merasa tidak terima, banyak yang ngamuk, protes, marah, dan ramai-ramai membanjiri kolom komentar semua media sosial Microsoft hingga ancaman untuk memboikot.
Bahkan dalam waktu sekejap mampu membuat nama Microsoft trending di media sosial dan viral di mana-mana. Dampaknya, sejak pagi kemarin kolom komentar di akun resmi Instagram Microsoft di-non-aktifkan. Padahal sebelumnya masih dibuka. Apakah ini gara-gara netizen Indonesia?
Sebentar-sebentar, bukannya ketika netizen rame-rame protes hingga mengancam boikot Microsoft itu makin membuktikan kalau warganet Indonesia beneran kurang sopan ya. Eh gimana?
Dari sekian banyak ragam komentar warganet, ada beberapa yang justru membenarkan data survey Microsoft tuh emang ‘valid, no debat!’
Salah satunya cuitan netizen dengan akun @miarimiari:
“Microsoft ngasih gelar netizen Indonesia paling ga sopan seasteng. IG microsoft diserang netizen Indonesia. Kesimpulannya microsoft langsung terbukti. Keren.”
Microsoft ngasih gelar netizen Indonesia paling ga sopan seasteng.
IG microsoft diserang netizen Indonesia.
Kesimpulannya microsoft langsung terbukti. Keren.
— madamia (@miarimiari) February 25, 2021
Cutian ini pun menuai banyak balasan dari warganet lain, ada yang membenarkan tingkat kesopanan netizen Indonesia memang kurang, seperti:
“Aseli. Dayana, Reemar Martin, pemeran Dakyung sudah pernah jadi korban ke-ga sopanan ini.” ~ Cuit @RifalNurkholiq
Ada yang mengemukakan alasan budaya warganet di Indonesia sebagai kebiasaan ikut-ikutan:
“Budaya ikut² an itu jd penyebabnya. Perhatikan Ada tetangganya Sukses ternak Lele, smua ikutan.. Ada yg ganti hp baru ikutan.. pdhl fitur nya itu² Aja yg dipake. Jd mmng netizen Kita mudah Di provokasi, Dan itu bahaya. Kebayang jika internet global down Sebulan, bersih medsos.” ~ Ungkap @abas_jo
Bahkan ada juga yang takut justru Microsoft yang membuat larangan digunakan di Indonesia
“Ngeri kalo Microsoft ntar tiba-tiba bikin kebijakan warga Indonesia dilarang menggunakan software dari Microsoft, wkwkwk gimana ntar kondisi perkantoran Indonesia” ~ ujar @zamzam_uch
Terlepas dari semua komentar netizen, menurut data riset Microsoft, ada tiga faktor yang memengaruhi risiko kesopanan di Indonesia.
Baca Juga :
Bukan Sulap Bukan Sihir, Heboh Uang Rp1000 Jadul bisa Melengkung Sendiri
Spider-Man ketiga Berjudul No Way Home akan segera Tayang di Bioskop pada 17 Desember 2021
Pertama, dan alasan tertinggi adalah hoax atau penipuan. Kedua, ujaran kebencian alias hate speech. Terakhir, faktor diskriminasi.
Ironisnya, kemunduruan tingkat kesopanan di Indonesia paling banyak justru didominasi usia dewasa dengan presentasi hingga 83 persen.
Oke, jadi sebelum kita ikut koar-koar protes. Coba tahan sejenak jempol netizen yang maha benar ini, mulai renungkah apakah kita masuk ke dalam 83 persen warganet yang tingkat kesopanan di media sosialnya kurang?
Sudahkah kalian bijak bermain medsos? Semoga tahun depan kita bisa memperbaiki citra buruk ini Guys. [Red]
Discussion about this post