Kalteng Today – Sampit, – Sejumlah perwakilan pedagang Pasar Ikan Mentaya (PIM) di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, mendatangi gedung DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Senin (10/8). Mereka mengeluhkan keberadaan pasar dadakan di dalam kota yang berdampak pada penurunan omzet pendapatan mereka.
“Omzet kami menurun hingga 50 persen lebih, sementara kami ini merupakan pasar induk dan retribusi dari kami untuk daerah cukup besar. Tapi dengan adanya pasar dadakan, pembeli menjadi sepi,” ungkap H Hadi Yanor, Ketua Persatuan PIM saat mendatangi kantor DPRD Kotim, Senin (10/8/2020).
Pihaknya berharap DPRD, khususnya Komisi II yang membidangi masalah pasar bisa melangsungkan rapat dengar pendapat (RDP), agar pihak-pihak atau instansi yang terkait di dalamnya bisa melakukan tatap muka, hingga menghasilkan solusi yang tidak merugikan mereka.
“Kami sangat berharap adanya RDP, karena semua pedagang di pasar resmi di Sampit, mengeluhkan adanya pasar dadakan, harapan kami itu bisa dibubarkan,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, untuk PIM sendiri terdiri dari 197 pedagang, sementara untuk PPM kurang lebih 500 orang. Dan mayoritas mereka menginginkan pasar dadakan ditiadakan atau hanya diperbolehkan di luar kota.
Menanggapi keluhan perwakilan pedagang PPM tersebut, Ketua Komisi II, Hj Darmawati mengatakan, pihaknya akan menampung apa yang disampaikan para pedagang tersebut. “Langkah awal, nanti kita koordinasikan dulu dengan pihak Dinas Pasar terkait keluhan yang disampaikan bapak-bapak dan ibu-ibu,” imbuh Darmawati.
Sementara, Anggota Komisi I, Syahbana mengungkapkan, masalah tersebut waktu dekat akan dikoordinasikan dulu dengan Dinas Pasar, sebelum sampai pada RDP.
Baca Juga:Â Banggar DPRD Gumas Laporkan Hasil Pembahasan Kebijakan Umum
“Memang kita lihat, adanya pasar dadakan, menimbulkan dampak bagi pedagang pasar, karena semua komiditi yang dijual juga ada di pasar dadakan. Kami diskusikan dulu dengan rekan-rekan di Komisi II, dan mendiskusikan dengan Banmus untuk menentukan jadwal, apakah nanti di RDP atau tidak, tapi kita upayakan dulu untuk memanggil Dinas Pasar,” jelasnya.
Ia menambahkan, memang bukan hanya karena pasar dadakan, penurunan omzet pedagang tersebut juga akibat masa pandemi covid-19 yang mengakibatkan ekonomi masyarakat lesu.
“Dan ini juga terjadi di pasar-pasar di tiga kecamatan luar kota yang sudah kita kunjungi. Kita upayakan untuk mencari solusinya,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post