Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Produksi gula aren di Kabupaten Barito Timur, ternyata cukup besar dan dominan di pasar lokal. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, tak perlu lagi bergantung pada stok dari luar daerah.
Beberapa waktu lalu, ketika Camat Pematang Karau dijabat oleh H Edy Adwar SSos, pernah melakukan dorongan secara intens kepada para pengrajin gula aren di Desa Bararawa dan Tumpung Ulung, yang dikenal memiliki industri gula aren rumahan sejak dulu.
Baca Juga :Â Jaksa Agung RI Ulas Orasi Ilmiah Pengukuhan Profesor Kehormatan Prof. Dr. Bambang Sugeng Rukmono di UNS
Pembinaan ini nampaknya cukup berhasil mengingat Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Barito Timur, Berson SP MM, belum lama ini juga mengatakan bahwa di Bartim, khususnya Kecamatan Dusun Tengah,sudah terbentuk sentra komunitas produksi gula aren.
“Dan kualitas gula aren kita di sini boleh diakui, Mas. Manisnya tidak berlebih dan warnanya segar. Di lidah tidak tajam, sehingga kita bisa bilang jauh dari adanya zat pengawet,”ujar Marwanto, warga Kecamatan Pematang Karau, yang mengaku pembeli loyal gula aren lokal ketika ngobrol di pasar tadi, Rabu, (25/9/2024).
Pensiunan PNS tersebut juga mengaku, bahwa sejak mengidap diabetes tujuh tahun lalu, di samping berobat rutin, ia juga mengganti gula putih dengan gula aren untuk pemanis pada kopi.
Baca Juga :Â DPRD Barut Dukung Disnakertranskop UKM Gelar Pelatihan Budidaya Ayam Petelur
Ny Halimah, seorang pedagang sayur keliling yang ditemui, mengaku bahwa produk gula aren lokal yang dijadikannya cukup diminati pasar.
“Cuma, kalau di kampung-kampung kecil, orang ya tidak terlalu banyak membeli karena di warung-warung desa sudah banyak. Yang banyak itu di mess lingkungan perusahaan sawit. Saya jual dengan harga Rp 8 ribu per biji. Sekali bawa, bisa sampai 30 bungkus dan biasanya habis,” paparnya. [Red]
Discussion about this post