Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Nasib malang menimpa seorang nenek berinisial SM (68), warga Desa Hayaping, Kecamatan Awang, Kabupaten Barito Timur.
SM harus ditolong warga setempat, dengan luka parah diduga akibat bacokan senjata tajam jenis parang, Jumat, (13/9/2024)
Peristiwa yang menimpa SM berawal dari pertengkarannya dengan tetangga berinisial Si, karena selisih batas tanah dan korban mengklaim batas tersebut. Cekcok yang memanas, berujung jadi pertikaian fisik, dan tiba-tiba suami Si, yaitu Ya (54), muncul dengan parang di tangan.
Baca Juga : Cekcok Mulut Berujung Nyawa Melayang, dan Pelaku Berhasil Dibekuk
Tanpa banyak kata, parang itu pun bicara. SMh segera roboh bermandikan darah, dengan empat luka yang terbilang parah.
Yaitu di pipi kanan, bahu kanan, punggung kanan serta bagian kepala. Usai menganiaya korban, pelaku langsung angkat kaki pulang ke rumahnya. Tak lama, petugas Polsek Awang yang mendapat laporan dari SR, anak korban, segera mengamankan pelaku.
Melihat kondisi korban yang kritis, Kepala Desa Hayaping, Krisnayandi beserta warga segera mencari ambulan untuk melarikan korban ke RSUD Tamiang Layang, agar mendapatkan perawatan yang lebih memadai.
Dua personel Polsek Awang; Aipda Arif dan Aipda Lewi, turut serta mengantarkan korban ke RS. Sedangkan anggota lain, mengamankan tersangka berikut barang bukti berupa satu senjata tajam jenis parang.
Kapolsek Awang, AKP Edy Sutrisno ketika dikonfirmasi awak media via WhatsApp (WA), membenarkan adanya insiden penganiayaan yang mengakibatkan korban luka parah tersebut.
“Ya, korban saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Tamiang Layang. Adapun dugaan motif dari perselisihan antara korban, istri pelaku dan pelaku, adalah terkait sengketa batas lahan,” ujar Kapolsek
Baca Juga : Pasutri Cekcok, Istri Terkapar Bersimbah Darah Dihantam dengan Tabung Gas
Lebih lanjut, Edy menyatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan adanya kejadian ini. Dirinya juga mengimbau, agar semua pihak kiranya dapat menahan diri, serta menyikapi permasalahan dengan bijak.
“Mari kita kedepankan semangat kekeluargaan dalam falsafah Huma Betang pada setiap penyelesaian,” anjurnya. [Red]
Discussion about this post