Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Jajanan jalanan alias street food terasa semakin bertebaran di Kabupaten Barito Timur, khususnya di Tamiang Layang, belakangan ini. Sepintas memang terkesan tak ada yang istimewa alias biasa saja.
Tapi jika ditelaah, keberadaan mereka tidak hanya menyumbang retribusi pendapatan bagi daerah di sektor UMKM. Namun juga penanda, bahwa geliat variasi kuliner ini juga berperan dalam imej majunya kota (kabupaten).
Di kategori jajan rakyat murah meriah, jenis minuman es dan pentol kini tersaji dalam berbagai varian. Ada kesan para penjualnya mulai menunjukkan semangat berkompetisi dalam meraih pasar.
Baca Juga : Â Hadiri Pembukaan FBIM dan Festival Kuliner Nusantara Tahun 2024
“Kalau kita hanya bertahan begitu-begitu saja ya lama-lama nanti tersingkir, Pak. Para pedagang makanan ringan, apalagi yang muda sekarang pada kreatif. Apalagi mereka rujukannya ke YouTube. Jelas banyak ide lah,” ungkap Tri, seorang pedagang pentolan yang menawarkan berbagai jenis seperti isi urat, telur, jamur bahkan keju dan cabai.
Minuman es teh kemas bisa dibilang menjadi tren dewasa ini. Meski sebetulnya yang dijual adalah menu tradisional, tapi mereka berlomba dalam packaging (pengemasan) serta rasa yang disuguhkan. Dengan harga satu cup hanya Rp3 ribu – Rp5 ribu, orang sudah bisa merasakan nikmat sekaligus salah satu gaya hidup kekinian.
Baca Juga : Â Pelatihan Kuliner Bagi Pelaku Usaha Rumah Makan dan Catering
Di Ampah, malah sudah ada yang menjajakan Korean Street Food dengan harga amat jauh dibanding restoran atau gerai resminya. Tempura, misalnya, bisa didapat dengan harga per potongnya Rp5 ribu saja.
Atau juga kita bisa menunjuk kedai-kedai kebab yang diserbu pembeli, lantaran harganya yang sangat berbanding jauh dengan di kota besar. Semuanya, kini bukan sekadar penawaran pilihan saja. Melainkan juga pergeseran tren sesuai jaman. [Red]
Discussion about this post