kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Dalam perkembangan dunia musik di daerah, nampaknya selalu ada dua bilik yang harus berbeda. Satu mewakili garis konevnsional, dan satu mengikuti dinamika kompleksitas jaman.
Yang pertama adalah lagu-lagu ddarah dengan irama se-catchy mungkin hingg mudah dihafal masyarakat lapis apapun, berlatar tradisional, dan kemasannya hampir tak banyak dirubah dari masa ke masa. Di tanah Minangkabau, Sumatera Barat, kita pernah mngenal penyanyi pop Minang Elly Kasim. Atau di Kalimantan Tengah kita kenal Marion dengan lagu-lagu kocaknya, yang kdang dibumbui sentilan sosial.
Keduanya mewakili background tradisional daerah masin-masing, dan itu menjadi warna identitas mereka. Tapi di mana jaman menuntut lain, penyajian pun menjadi semakin banyak, Ada altrnatif-alternatif yang ditawarkan sesuai kuping serta kemampuan apresiasi pendengar. Tak heran jika ada pop Dayak berselip dangdut, techno, bahkan hingga jazzy.
Baca Juga : Â 2 Event Musik di Bartim Expo 2023 Bakal Dihadiri Rocker Candhil ex Seurieus
Demikian pula dengan lagu-lagu Dayak Maanyan kontemporer, tidak lagi hanya disuguhkan satu warna. Ada yang bercorak dangdut untuk segmen merakyatm seperti lagu Mayu Andrau yang diciptakan sekaligus dinyanyikan Suka Rama. Ini merupakan generasi berikutnya setelah hits Itak Gumer, Dudui Anakku atau Saragi.
Alternatif baru terasa tercium dengan aroma mnyengat saat band Nansarunai Jaya meluncukan album CD pertama mereka di tahun 2016. Didominasi rock yang agak nge-pop, band yang dibentuk dan dikomandani Ariantho S Muler itu juga menyelipkan corak jenaka yang disuguhkan dengan aransemen mirip lagu-lagu ala Tul Jaenak-nya Koes Plus di era 1970an.
Sebenarnya masih banyak yang harus disebut, tapi untuk mewakili solo, sebutlah Barnusa Bangel dan Abeh Intano Karani. Dua seniman Barito Timur yang juga sudah meluncurkan album CD di Jakarta tersebut, menghadirkan warna progresif. Namun Abeh Intano juga menyempilkan beberapa lagu bertipikal rock nroll era 1960-an ala The Beatles, seperti pada lagu Nguis Hape, yang merupakan lagu single-nya.
Baca Juga : Â Akibat Nyalakan Musik Hingga Larut Malam, Warga Jalan Badak Nyaris Baku Hantam
Octavianus SS, menjadi genersi baru yang merilis karyanya di tahun 2023 ini.Usai melempar single Realita, Octa , panggilan akrabnya, juga menyajikan sebuah lagu berbahasa Maanyan; Elah leh, yang bernuansa Brit Pop.
“Saya ingin mengajak musisi kita, terutama dri generai muda, untuk berani menampilkan karyanya. Buatlah lagu, dengan passion kita sendiri. Karena pasti lebih hidup,” ujar lelaki muda berperawakan subur ini. [Red]
Discussion about this post