Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Ada beberapa desa di Kabupaten Barito Timur yang berada di wilayah perairan. Bagi orang luar Kalimantan, pemandangan di desa seperti ini menjadi eksotisme tersendiri. Salah satu dari tiga desa itu, adalah Juru Banu, di Kecamatan Paju Epat.
Berbatasan langsung dengan Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan, di satu hamparan perairan teramat luas, Juru Banu menjadi desa di Bartim yang mempunyai satu benang merah karakteristik budaya dengan kedua kabupaten tetangga tersebut. Oleh sebab itu, hampir seluruh penduduk di sini adalah Suku Banjar. Berbeda dengan desa lain yang merupakan Suku Dayak Maanyan, Lawangan, atau Bakumpai.
Baca juga :Â Pengajuan Berkas Bacaleg PDI-P Dinyatakan Diterima dan Lengkap Oleh KPU Bartim
“Mayoritas kami berprofesi sebagai nelayan sungai. Istilah Bahasa Banjarnya : Maiwak. Dan ikan-ikan sungai menjadi komoditas ekonomi warga, yang menghidupi turun temurun. Untuk beralih ke profesi lain agak sulit lantaran geografisnya memang perairan. Paling yang berbeda dari nelayan sungai, adalah peternak kerbau rawa,” tutur Kepala Desa Juru Banu, Amrullah, saat dikunjungi media ini beberapa waktu lalu.
Dirinya juga menjelaskan bahwa belum lama berselang, para nelayan sungai ini mendapatkan bantuan dari perusahaan. Dengan bantuan tersebut, diharapkan baik produktifitas juga hasil tangkapan akan lebih maksimal.
Bagi para pemburu gambar di bidang fotografi, perairan serta obyek lain di Desa Juru Banu kerap menjadi sumber inspirasi. Antara lain di jembatan kayu panjang menuju desa, serta kerbau rawa yang berenang dan berjemur.
“Agak susah kalau mencari dengan sengaja. Tak tahu kenapa, mereka biasanya muncul justru secara tanpa kita perkirakan. Kerbau-kerbau rawa ini unik. Bukan hanya habitatnya lebih di air, tapi juga bergerombol. Tak bisa ‘bersolo karir” seperti halnya kerbau biasa
Dan secara bisnis, mereka sangat menguntungkan. Satu ekor bisa mencapai Rp40.000.000 bahkan ada yang sampai Rp80.000.000,” papar Gafur, salah satu fotografer senior di Bartim tadi (Selasa, 16/05/2023).
Baca juga :Â Cepat Tangani Robohnya Tembok Kantor Bupati Bartim, Tim dan Satu Unit Eksavator Diturunkan
Hewan mamalia yang memiliki moyang berasal dari Thailand ini, memiliki nama latin Bubalus Bubalis Carabenesis. Beratnya bisa mencapai 600 kilogram bagi yang dewasa. Tentu saja tumpukan dagingnya bisa dibayangkan dengan berat sebesar ini.
Seperti yang dikatakan penduduk Juru Banu, dagingnya biasa disuguhkan pada acara-acara sosial keagamaan seperti Hari Raya Idul Adha. Sedangkan di negara lain, susunya bisa dijadikan keju ataupun Mozarella. Tertarik memelihara? [Red]
Discussion about this post