Kaltengtoday.com, Lifestyle – Media sosial tiba-tiba ramai dengan keluhan para generasi Z (gen Z) yang curhat terkait beban kerja dan tuntutan atasan yang berlebihan dan tidak sesuai perjanjian.
Di sisi lain, semakin banyak bermunculan pemberitaan perusahaan-perusahaan yang memutus kontrak kerja atau melakukan pemecatan karyawan di rentang usia 27 tahun ke bawah.
Dari fenomena inilah sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent, melakukan survey dengan mengambil kurang lebih 966 pemimpin usaha yang dihimpun hingga September 2024.
Hasilnya, sekitar enam dari 10 perusahaan yang disurvei melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.
Baca Juga : Â Veganisme; Salah Satu Tren Gaya Hidup Gen Z Saat Ini
Beberapa alasan kenapa mereka banyak melakukan pemecatan pada gen Z antara lain kurangnya motivasi dari karyawan, kurang profesional, dan komunikasi yang buruk.
Berikut persentase alasan banyak perusahaan pecat karyawan Gen Z:
- Kurang motivasi atau inisiatif 50%
- Kurang profesional 47%
- Keterampilan organisasi buruk 42%
- Keterampilan komunikasi yang buruk 39%
- Kesulitan menerima feedback 38%
- Kurang pengalaman kerja yang relevan 38%
- Keterampilan memecahkan masalah yang kurang 34%
- Keterampilan teknis tidak memadai 31%
- Ketidakcocokan budaya 31%
- Sulit bekerja dalam tim 30%
Mengapa hal ini bisa terjadi dan rata-rata di rentang usia yang sama dan dengan masalah yang sama?
Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, dalam sebuah pernyataannya mengatakan beberapa alasan terkait permasalahan Gen Z di dunia kerja.Â
“Banyak fresh graduate kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri,” ungkap Huy Nguyen, dilansir dari Euronews.
Baca Juga :Â Pemda Diminta Gencar Sosialisasi ke Masyarakat Taat Bayar Pajak
ResumeTemplates, sebuah lembaga survey juga menemukan data terkait proses pencarian kerja para generasi kelahiran tahun 1997 – 2012 ini.
Hasilya, sekitar 70% gen Z mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja.
Sisa 25 persen lainnya bahkan membawa orang tua mereka ke wawancara, sementara banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka.
Di tempat terpisah, curhatan Gen Z juga beragam terkait sistem pekerjaan saat ini. Sehingga mereka memutuskan untuk resign, sering berganti pekerjaan, hingga dipecat perusahaan.
Baca Juga : Â Generasi Muda di Dorong Kembangkan Talenta
Mereka mengaku tidak adanya kecocokan visi misi dengan pemilik perusahaan yang banyak dari kalangan Baby Boomer atau millennial.Â
Gen Z juga kerap merasa kreativitasnya tidak dihargai, sering diremehkan, tidak adanya work-life balance, sampai dengan alasan gaji tidak sesuai dengan job desc yang dikerjakan.
Menurut kalian gimana? [Red]
Discussion about this post