Kalteng Today – Entertainment, – Apa judul sinetron Indonesia favorit kamu? Atau sebutkan judul drakor pertama yang kamu pernah tonton! Masih ingat?
Flashback sebentar yuk. Jauh sebelum nama-nama Kim Soo Hyun, Song Hye Kyo, dan Lee Min Ho menyerang, emak-emak zaman old pernah didoktrin serial Telenovela. Standard kecantikan dan wajah ganteng di Indonesia tahun 90-an pun seputaran bule-bule meksiko dengan rambut blondenya. Mungkin sekarang kalian sering dengar Marimar, Rosalinda, Alponso, Ferguso, atau Maria Mercedes. Yup, itu adalah beberapa nama-nama tokoh yang juga kerap dijadikan judul Telenovela paling fenomenal.
Setelah Telenovela, muncul drama Asia dari Taiwan yang menggemparkan perdramaan televisi tanah air. Sebut saja Meteor Garden atau bahkan Putri Huan Zhu, drama ini begitu populer dan ditonton hampir seluruh warga negara Indonesia saat itu. Kisah percintaan San Chai dan Dao Ming Shi dengan gank F4 tidak pernah hilang diingatan.
Dunia hiburan terus bergerak, Indonesia mulai kedatangan Song Hye Kyo, Rain, Choi Ji Wo dan sederet aktor aktris asal negri gingseng dalam Autumn in My Heart, Full House, Winter Sonata, Jewel in The Palace, dan hampir seluruh warga +62 saat itu menyukainya. Walau menontonnya terbatas karena hanya tayang di Televisi durasi 1 jam.
Kekinian, Drama Korea sudah meracuni semua penikmat serial di Indonesia. Memasuki era digital yang makin maju, banyak aplikasi streaming online yang memudahkan semua orang menikmati drama on going di negara mana saja untuk ditonton langsung, dan Drama Korea jadi salah satu drama yang paling banyak ditonton masyarakat Indonesia.
Gak cuma kalangan ibu-ibu rumah tangga doang, remaja, orang dewasa, anak sekolah, mahasiswa, netizen nyinyir, wanita karir, guru, dokter, sampai kalangan selebriti mulai hoby nonton drakor. Bahkan gak sedikit, laki-laki juga banyak yang suka lho.
Standard kegantengan dan kecantikan pun berubah jadi Oppa-oppa Korea, kulit putih, mata agak sipit, tubuh sedang, perempuan-perempuan berkulit glowing, dengan wajah imut khas Asia banget.
Bahkan saking terkenalnya judul-judul drama korea, banyak produser Indonesia yang me-remake beberapa drakor versi Indonesia. Walau hasilnya yaa masih jauh dari memuaskan.
Hmm kenapa Indonesia tidak bisa membuat drama seperti Korea Selatan?
Mungkin beberapa alasan ini yang membedakan Sinetron Indonesia dengan Drama Korea:
- Drakor punya banyak aneka genre yang berbeda-beda, meskipun hanya drama mereka gak terus terpaku pada kisah percintaan saja, kekinian Drakor makin sering mengambil beraneka tema seperti thriller, action, sejarah, komedi romantic, hingga fantasi. Sementara sinetron Indonesia masih belum banyak menyuguhkan genre yang aneh-aneh.
- Ingat berapa jumlah episode Cinta Fitri? Atau Tersanjung dan Tukang Bubur Naik Haji? Sinetron ini tayang hingga ribuan episode, kisahnya sudah jauh dari cerita awal, bahkan pemerannya pun kerap berganti. Ini beda dengan drakor yang hanya tayang sekitar 12 – 20 episode. Kecuali drama yang tayang di TV nasional atau kisah sejarah, ada yang memang lebih dari 50 episode, tapi cerita tetap berpusat pada tema awal dan lebih detail, konflik lebih beragam, gak ngebosenin sih intinya.
- Jalan cerita Drama Korea akan berfokus pada satu masalah, tidak bertele-tele. Itu yang membuat menarik dan bikin penasaran. Sementara Sinetron Indonesia kadang ketika sinetronnya banyak ditonton, episode jadi makin dibuat panjang dan ide cerita sudah tidak jelas alurnya. Malah berujung bosan dan aneh.
- Chemistry antar pemain di drakor sih yang paling juara. Penonton terasa ikut merasakan perasaan malu, suka, dan perasaan tidak ingin kehilangan dengan pasangan. Gak heran ketika para pemerannya sering dijodohkan di real life. Karena kecocokan mereka dalam memerankan sebuah drama. Kalau di Indonesia, mungkin ada beberapa yang begitu, tapi lebih ke karena sering keliatan eksis berdua di Instagram hehe
- Faktor pemain. Bukan cuma bicara wajah aktor Korea lebih ganteng dan cantik, tapi lebih ke kualitas acting mereka yang menakjubkan. Mungkin ceritanya sederhana, tapi penghayatan akting mereka yang rasanya sulit disamakan dengan aktor dan aktris lain. Mampu menghanyutkan jiwa penonton, ketika sedih, geram, bahagia, sayang banget, semua pesannya sampai. Nah, beda dengan sinetron Indonesia yang kadang terkesan asal-asalan, emosi jarang sampai ke penonton, malah kadang lebay.
- Gaya pakaian dan makeup drama korea lebih natural, sesuai usia di cerita, modis tapi tidak berlebihan. Malah selalu jadi trend setter gaya berpakaian para remaja di beberapa negara. Selain memang ditunjang sama wajah mereka yang glowing banget hehe. Kadang, sinetron Indonesia gak begitu. Makeup kurang sesuai dengan scene yang harus dilakukan, atau usia yang diperankan. Masih belum sehalus drakor. Gaya busana? Yaa standard aja lah yaa.
- Kayaknya cuma drama korea yang gak cuma dramanya, tapi original soundtracknya pun bisa terkenal. Bukan sembarangan, gak jarang penyanyi atau idol terkenal yang didapuk khusus membuat lagu untuk salah satu drama yang sedang tayang. Relate dengan cerita, nama besar penyanyi yang keren, lagu yang emang bagus banget. Kalau sinetron Indonesia kayaknya belum begitu ya.
- Set Lokasi. Selain genre yang aneh-aneh dan beragam, Drama Korea juga ditunjang dengan lokasi yang ‘niat’. Entah lokasi asli atau efek CGI, yang jelas mereka mengemas dramanya lebih serius, lebih ada modal. Sehingga menghadirkan drama yang terasa real dan mendukung. Sinetron Indonesia apalagi yang kejar tayang, sepertinya lokasi masih belum menunjang cerita.
Baca Juga:Â Film Tilik Mendadak Viral, Karakter Bu Tejo si Tetangga Nyinyir jadi Trending Topik
Bukan tidak mencintai produksi dalam negeri, tapi ini hanya pembanding dan koreksi para sineas untuk berpikir ‘Kenapa drama Korea lebih disukai dibanding Sinetron’? Semoga gak cuma filmnya, kualias sinetron Indonesia juga semakin bagus, supaya bisa tayang juga di negara lain yaa. [Red]
Discussion about this post