kaltengtoday.com – Para pedagang daging sapi di Pasar Besar Palangka Raya sudah hampir dua bulan ini mengalami penurun omzet penjualan hingga 30 persen. Penyebabnya diduga karena marak terjadi penjualan daging beku secara daring (online) yang harganya dibawah harga pasaran yaitu Rp. 90 ribu perkilogram, padahal harga daging segar milik pedagang dijual Rp. 120 ribu perkilogram.
Dugaan maraknya penjualan daging beku secara daring itu diungkapkan Andryunus, Ketua Asosiasi Pengusaha Pemotong Sapi/Kerbau (APPTS) Kota Palangka Raya
Dijelaskanya, penjualan secara daring daging beku itu jelas mengancam para pedagang seperti terjadi di kabupaten Kotawaringin Timur, Gunung Mas, Kota Palangka Raya hingga Banjarmasin. Andryunus tak bisa memastikan barang itu datangnya dari mana tapi yang jelas daging beku itu penjualan secara daring (online).
“Akibatnya kerugian pedagang daging segar dan pemotong berkisar 30-40 persen sejak dua bulan yang lalu,”ujarnya.
Pedagang kata dia, minta agar pemerintah menertibkan masuknya pedagang daging beku yang secara adminstrasi tak punya izin, ” Kita bahkan sudah menghadap Dinas Ketahananan Pangan Kota Palangka Raya tempat asosiasi kita bernaung dan kita melaporkan kesana. Mereka berjanji akan tindaklanjuti hal ini ke walikota,”ujarnya.
Terpisah, Kepala Perwakilan Bulog Kalteng, Mika Ramba Kanderan mengaku baru mengetahui adanya daging beku yang dijual secara daring tersebut.
“Kalau daging beku Bulog itu dijual Rp. 80 ribu perkilogram. Persoalannya kita tidak mempunyai wewenang untuk menangani itu, tapi nanti kami akan koordinasi dengan satgas pangan,”ujar Mika (28/11) yang ditemui wartawan saat mendampingi staf ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Arlinda, melakukan pemantauan harga di pasar besar Palangka Raya.
Dhann-KT
Discussion about this post