Kaltengtoday.com, Kapuas – Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi, ST., sebut ground breaking konstruksi jembatan Bowstring Mandomai merupakan upaya pemerintah Kabupaten Kapuas untuk mengembalikan sejarah di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Kapuas.
Kegiatan yang tersebut dihadiri Pj Bupati Kapuas Erlin Hardi, ST., Senator DPD daerah Pemilihan Kalimantan Tengah DR.Agustin Narang, SH., Kepala Dinas PUPR-PKPP Drs.Yan Hendri Ale, serta tokoh agama, adat dan masyarakat serta warga Kecamatan Kapuas Barat, Sabtu, (10/8/2024).
Baca Juga : Â Pj Bupati Kapuas Erlin Hardi Pastikan Proyek Pengerjaan Jembatan Terus Rampung Akhir Tahun 2024
Pj Bupati Kapuas Erlin Hardi mengatakan, jembatan Mandomai memiliki histori sejarah bagi Kalimantan Tengah terkhusus Kabupaten Kapuas.Sehingga Pemerintah Kabupaten Kapuas berupaya mengembalikan kembali sejarah bawah jembatan dengan konstruksi bowstring rangka batang(jembatan gantung), yang di bangun oleh Ir. Heinz Frick bersama siswa STM-GKE Mandomai sekitar tahun 1973-1976 di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
“Kita harus mengembalikan histori sejarah jembatan dengan konstruksi bowstring rangka batang(jembatan gantung), dengan kondisi awal yang di bangun oleh Ir Heinz Frick dan siswa STM-GKE Mandomai, “kata Erlin Hardi.
Disampaikan pura daerah asli kelahiran Kabupaten Kapuas itu, jembatan gantung yang sering disebutkan warga lokal menjadi kenangan tersendiri bagi Erlin Hardi selama 13 tahun menjalani kehidupannya semenjak duduk di bangku SD hingga SMA. Memiliki nilai sejarah yang ada di Indonesia bahkan dunia.Bahkan catatan dari pembangunan jembatan ini dalam bentuk buku menjadi literasi bagi kami belajar komsulit kayu.
“Catatan buku pembangunan jembatan bowstring milik dosen Heinz Frick menjadi acuan kami untuk belajar, “ungkapnya.
Dijelaskan lelaki kelahiran Desa Pulau Keladan, Kecamatan Mantangai itu, bahwa apapun kondisi jembatan Bowstring Mandomai harus di bangunan menggunakan konstruksi kayu ulin seperti semula setelah dilakukan diskusi dengan Dinas PUPR-PKPP sebagai kedung sektor untuk pembangunan jembatan tersebut.
“Saya inginkan pembangunan jembatan bowstring Mandomai melibatkan alumni STM-GKE Mandomai termasuk perencanaan, konsultan dan pelaksanaanya. Tetapi kita perlu marwa dari jembatan ini kembali pada posisi semula, “imbuhnya.
Baca Juga : Â Patuhi Lalu Lintas Selama Perbaikan Jembatan
Ditambagan lelaki lulusan Sarjana teknik sipil UPR itu, jembatan Bowstring Mandomai merupakan salah satu penunjang kawasan cagar budaya terutama Gereja Imanuel memiliki 3 kaca mozaik langka yang hanya ada di 3 negara yakni Jerman, Indonesia di Kabupaten Kapuas dan Brazil yang memiliki ciri yang sama. Agar Dinas PUPR-PKPP melakukan rekonstruksi kembali penataan kawasan sekitar menjadi kawasan budaya juga menjadi kawasan wisata.
“Belum lagi di kawasan ini ada rumah segi tiga maka itu Saya minta kepada Dinas PU agar melakukan penataan di kawasan untuk mendukung keberadaan jembatan dan saya berharap kita harus bisa memelihara agar nilainya bermanfaat bagi banyak orang bukan nilai jembatan yang di bangun, “pungkasnya. [Red]
Discussion about this post