Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) terus melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha masyarakat gambut dan mangrove.
Menurut BRGM melalui Kepala Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat, Didy Wurjanto pihaknya di lokasi target telah membentuk kelompok usaha dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Usaha yang dijalankan oleh kelompok terbagi ke dalam 4 kategori usaha meliputi usaha on farm, usaha off farm (pengolahan), usaha kriya, dan usaha ekowisata,” katanya kepada awak media, Senin (1/7).
Baca Juga :Â BRGM Terus Jalani Program DMPG
Kegiatan usaha on farm yang dijalankan oleh masyarakat dijelaskannya, yakni meliputi budidaya tanaman hortikultura, budidaya tanaman palawija, budidaya tanaman padi, budidaya tanaman buah, budidaya tanaman herbal (obat), budidaya tanaman kopi, budidaya peternakan sapi, peternakan kambing, peternakan ayam, peternakan itik/bebek, budidaya perikanan (ikan, udang, kepiting) dan budidaya hasil hutan bukan kayu (madu).
“Usaha off farm (pengolahan) yang dijalankan meliputi pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perikanan, olahan nanas, olahan singkong, olahan kelapa, olahan jahe, olahan ikan, olahan kepiting, olahan rajungan, olahan buah mangrove dan berbagai macam produk olahan turunan yang memiliki potensi di lokasi target,” sebutnya.
Usaha kriya yang dijalankan meliputi kerajinan purun, kerajinan batok kelapa, kerajinan pewarna alami, kerajinan batik, kerajinan serat nanas dan kerajinan kain.
“Kegiatan usaha yang dijalankan diharapkan dapat membantu peningkatan perekonomian anggota kelompok masyarakat. Dengan adanya peningkatan perekonomian yang dirasakan oleh anggota akan menyebabkan berkurangnya intensitas mereka dalam memanfaatkan lahan gambut,” jelasnya.
Baca Juga :Â BRGM Fokus Selesaikan Sisa Target Untuk Tahun 2024
Masyarakat secara tidak langsung menurutnya ikut terlibat dalam menjaga ekosistem gambut untuk tetap Lestari. Dan, sejak tahun 2023, BRGM telah memberikan pelatihan kepada kelompok masyarakat yang terlibat dalam upaya restorasi gambut dan masuk sebagai peserta kegiatan Inkubasi Bisnis.
“Kegiatan inkubasi bisnis ini dimaksudkan untuk pemberian tambahan modal usaha dan pelatihan agar bisnis yang berkembang dengan baik yang memanfaatkan gambut secara bijak di suatu wilayah tertentu terus berlanjut dan semakin meningkat,” terangnya.
Selain itu, pelatihan yang diberikan tahun 2023 berfokus untuk peningkatan kapasitas teknis pengembangan usaha dengan narasumber praktisi maupun dinas terkait komoditas usaha tiap kelompok masyarakat yang diadakan di lokasi masing-masing.
“Misalnya, kelompok masyarakat Komunitas Wanita Tani (KWT) Mandiri dengan komoditas usaha jamur tiram di Kalteng diberikan pelatihan terkait kreativitas produk olahan bergizi dan bermutu dari jamur tiram.
Baca Juga :Â BRGM : Restorasi Gambut dan Mangrove Butuh Waktu Panjang
“Contoh lainnya, kelompok masyarakat Karya Anyam di Kalsel dengan komoditas usaha produk kriya purun diberikan pelatihan terkait kreativitas kerajinan anyaman purun,” ujarnya lagi.
Di tahun 2024, ia menambahkan, pelatihan kepada kelompok masyarakat dilanjutkan dengan fokus untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, penggunaan alat dan diversifikasi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok masyarakat.[Red]
Discussion about this post