Kalteng Yoday – Sampit, – Komandan BKSDA Pos Sampit Muriansyah prihatin dengan banyaknya serangan buaya kepada manusia. Terbaru, pada Jum’at (3/9) lalu seorang warga di Desa Sungai Perlu, Kabupaten Seruyan yang diserang buaya.
Akibat insiden tersebut bagian tangan kiri korban mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit setempat.
“Atas nama BKSDA dan Pribadi saya sedih dan prihatin, karena korban ini teman kami. Maka dari itu, BKSDA mengimbau masyarakat yang tinggal di pinggir sungai agar tetap waspada. Terutama yang beraktivitas di dekat sungai malam hari,”pinta Muriansyah, Sabtu (4/9).
Setelah kejadian tersebut, korban langsung di evakuasi dan di bawa ke RSUD Kuala Pembuang. Namun, karena mengalami luka serius akhirnya di rujuk kembali ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit untuk penanganan lebih lanjut, Ungkapnya.
Kata Muriansyah, dari catatan BKSDA sendiri selam 2010 sampai 2021 ini setidaknya ada dugaan serangan buay kepada manusia sebanyak 42 kali. “6 meninggal dunia, 26 lainnya terluka,”ucapnya.
Jika dilihat dari data, sejumlah 34 kasus saat beraktivitas di sungai. 6 kasus saat mencari udang dan kerang, terjatuh 1 kasus dan menghanyutkan rotan ada 1 kasus. Terakhir, serangan buaya dialami Halilah (36) yang sehari hari bekerja sebagai staf lapangan pada Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Resort Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan. Paparnya.
Baca Juga :Â BKSDA Kotim Catat, Serangan Buaya Capai 42 Kali, 6 Orang Diantaranya Meninggal Dunia
Untuk itu, dirinya terus menghimbau agar warga yang dekat dengan sungai agar lebih waspada lagi. Jangan sampai mandi di sungai pada sore hari menjelang malam bahkan malam hari. Karena kasus penyerangan buaya terhadap manusia kebanyakan dari mandi, bab dan aktivitas disungai. Ucap Muriansyah. [Red]
Discussion about this post