Kaltengtoday.com, Kasongan – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, Feriso menekankan, pihaknya mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan. Apalagi BNPT bersama FKPT Kalteng telah mempercayakan Kabupaten Katingan, sebagai tempat kegiatan. Tentunya kegiatan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi kepada anak.
“Kita harapkan dengan pendekatan kepada anak- anak di sekolah dasar, mengajarkan secara dini untuk menghargai, menghormati dan saling mengasihi satu sama lain,” Katanya, Minggu (3/9/2023)
Dalam aksi terorisme, anak adalah korban. Sehingga masuk dalam kelompok rentan. Anak justru dapat dilibatkan sebagai agen perubahan untuk mengajak dan melakukan edukasi kepada teman sebayanya, agar tidak terpapar paham radikalisme dan mencegah aksi terorisme.
” Kegiatan ini mengambil tajuk aku bangga menjadi anak Indonesia dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat yang digelar dengan bekerjasama antara FKPT Kalteng bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal itu untuk bersama-sama mencegah muncul dan berkembangnya paham dan aksi radikal terorisme di mulai dari sekolah dasar,” Jelasnya.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah, Prof Khairil Anwar dalam sambutan melalui Sekretaris FKPT Kalteng Fajar Sriningsih menjelaskan, partisipasi anak-anak Indonesia dalam serangan teroris sekarang atau di masa depan, sebagian dapat dikaitkan dengan indoktrinasi.
” Proses indoktrinasi dilakukan pada anak-anak melalui jalur keluarga. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil, diajak ikut sepaham dengan kelompok terkecilnya yaitu keluarga. Indoktrinasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang berbahaya. Seorang anak hanya mempercayai kedua orang tuanya, tanpa curiga terjerumus dalam aksi terorisme,” bebernya.
Menurutnya, anak-anak dapat menjadi radikal, karena terdoktrinisasi melalui lembaga atau institusi. Indoktrinasi pada anak yaitu proses pembentukan kelompok tertentu, orang tua ataupun platform online lainnya. Indoktrinasi melalui sekolah-sekolah atau pesantren dilakukan guru-guru yang sudah terpapar radikalisme.
“Kami berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama sejak usia dini. Itu untuk pencegahan masuknya paham radikalisme kepada anak,” tegasnya.
Baca Juga : Ketua DPRD Menilai Tingkat Toleransi Beragama di Mura Patut Diapresiasi
Ia mengungkapkan, melalui kegiatan salam anak bangsa aku bangga menjadi anak Indonesia, paling tidak bisa mendorong guru dan anak usia sekolah dasar, senantiasa menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat dan menghargai kemajemukan bangsa.
Kemudian, selanjutnya, menjadi anak-anak yang senantiasa bersifat toleran terhadap kemajemukan dan menghargai budaya bangsa. Kegiatan merupakan salah satu upaya untuk menangkal radikalisme terorisme pada anak usia pendidikan dasar di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Katingan. [Red]
Discussion about this post