kalteng Today – Lifestyle, – Jauh sebelum situasi pandemi melanda, pola hidup sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh sebenarnya sudah banyak dijalankan oleh sebagian besar orang. Berbagai cara dilakukan dengan tujuan memiliki kesehatan dan daya tahan tubuh yang kuat, di antaranya berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi serta baik untuk tubuh.
Selain itu, ada satu cara lain yang nyaris tak pernah tertinggal sebagai upaya pendukung dalam mewujudkan daya tahan tubuh yang kuat dan sehat, yaitu dengan cara mengonsumsi vitamin dan suplemen.
Pandemi Covid-19 yang menyerang sistem daya tahan tubuh melanda, kebiasaan mengonsumsi vitamin dan suplemen pun akhirnya meningkat dan mulai banyak dijalankan oleh hampir semua orang, dengan tujuan menjaga diri dari serangan virus yang bisa menghampiri kapan saja.
Sayangnya, ada fakta penting yang belum diketahui banyak orang sampai saat ini, yaitu tentang pemahaman tentang vitamin dan suplemen. Banyak yang beranggapan bahwa wujud serta fungsi vitamin dan suplemen adalah sama. Padahal, tidak seperti itu, lho.
Lantas apa beda vitamin dan suplemen?
Vitamin sudah pasti suplemen, tetapi tidak semua suplemen adalah vitamin
Dalam memahami perbedaan vitamin dan suplemen, supaya lebih sedarhana kita harus memahami terlebih dahulu apa masing-masing definisi dari keduanya. Untuk lebih jelas, berikut perbedaan vitamin dan suplemen yang dilansir dari Halodoc.
Vitamin adalah nutrisi tambahan yang diperlukan seseorang untuk dapat menunjang kinerja tubuh. Karena bersifat organik, umumnya vitamin berasal dari makanan dan buah-buahan asli.
Manusia pasti akan selalu membutuhkan tambahan vitamin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin secara menyeluruh. Karena itu, tak heran kalau sejak dulu hingga saat ini selalu disarankan untuk mengonsumi makan-makanan mengandung vitamin.
Apa jadinya jika tubuh kita tidak memiliki kadar vitamin yang mencukupi? Jawaban paling sederhana sudah pasti akan menimbulkan berbagai gejala penyakit. Sebagai contoh, ketika seseorang kekurangan vitamin C, maka gejala yang biasanya terjadi akan terkena sariawan, atau ketika seseorang kekurangan vitamin A, masalah penglihatan kerap kali ikut menghampiri.
Lain halnya dengan suplemen, hal satu ini diartikan sebagai zat aditif yang mengandung nutrisi baik bagi tubuh.
Kalau vitamin bersifat organik dan berasal dari makanan atau buah-buahan sehat, suplemen pada praktiknya berupa hasil produksi secara mekanik (olahan pabrik dan farmasi), dan umumnya berbentuk pil, tablet, kapsul, atau cairan yang selama ini banyak dikonsumsi.
Karena diproduksi, suplemen biasanya mengandung lebih dari tiga macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Lain halnya vitamin yang memang sangat dibutuhkan keberadaannya untuk dikonsumi setiap hari, suplemen hanya berperan sebagai pelengkap untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam kondisi tertentu.
Kenapa hanya tepat dikonsumsi dalam kondisi tertentu? Faktanya, mengonsumsi suplemen yang melebihi dosis juga berbahaya bagi kesehatan, karena bisa menimbulkan kerusakan pada organ dalam tubuh.
Baca juga :Â Cegah Covid-19, Polres Barsel Bagaikan Minuman Suplemen Probiotik
Alasan lainnya, beberapa suplemen nyatanya juga diketahui mengandung bahan aktif yang punya efek bilogis bagi tubuh, sehingga dapat membahayakan jika tidak digunakan secara tepat.
Menurut Retno Murwanti, Dosen Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM, adapun yang dimaksud dengan saat yang tepat untuk mengonsumsi suplemen yaitu jika kebutuhan nutrisi harian tidak dapat dipenuhi.[Red]
Discussion about this post