Kaltengtoday.com, Lifestyle – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah menetapkan tiga kebudayaan Indonesia sebagai Warisan Takbenda (WBTb) di awal Desember 2024.
Setelah sebelumnya Reog Ponorogo ditetapkan sebagai WBTb ke-14 yang resmi dikukuhkan pada 3 Desember 2024. Menyusul kemudian Kebaya diresmikan pada 4 Desember, dan Kolintang 5 Desember 2024.
Pengesahan ketiganya diumumkan dalam sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay yang berlangsung dari 2-7 Desember 2024.
Dengan masuknya Kebaya dan Kolintang, genap Indonesia memiliki 16 WBTb yang diakui dunia dan resmi menjadi milik Indonesia.
Baca Juga : Reog Ponorogo Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Seperti diketahui sebelumnya bahwa Kebaya tidak hanya diajukan oleh negara kita, tetapi empat negara lain yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Namun Ketua Umum komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Rahmi Hidayati menuturkan sebenarnya asal-usulnya dari Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat Indonesia juga perlu menyerukan bahwa kebaya berasal dari Indonesia.
Kemudian akhirnya kebaya diakui UNESCO adalah bentuk pengukuhan bahwa pakaian tradisional ini memang berasal dari Indonesia.
Ada dua model kebaya asal Indonesia yang diakui UNESCO, yakni Kebaya Kerancang dari DKI Jakarta dan Kebaya Labuh dari Riau.
Baca Juga : Unik Banget, Perwakilan Indonesia Gunakan Kostum ‘Rumah Makan Padang’ di ajang Miss Grand International
Terakhir, Warisan Budaya Takbenda yang diresmikan UNESCO sebagai kado akhir tahun bagi Indonesia adalah alat musik tradisional khas Minahasa Sulawesi Utara, Kolintang.
”Kolintang bukan sekadar alat musik, melainkan simbol harmoni, persatuan, dan kreativitas masyarakat Indonesia. Pengakuan ini adalah bukti komitmen kita bersama dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dikutip dari kompas.id
Pengakuan UNESCO atas kolintang sebagai budaya dunia tak benda juga disambut masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Bagi masyarakat Minahasa, kolintang merupakan alat musik tradisional, sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Minahasa.[Red]
Discussion about this post