kaltengtoday.com, Sampit – Harga tandan buah segar (TBS) di Kabupaten Kotawaringin Timur sampai saat ini masih membuat petani di Kotim menderita. Pasalnya, meski sudah ada Surat Himbauan dari Menteri Pertanian tentang penentuan harga Tandan Buah Sawit (TBS) diharga Rp 3.000, hal tersebut nampaknya tidak berlaku di Kotim.
Dari pantauan Kaltengtoday, harga TBS masih bervariasi. Ada diharga Rp. 1.800 sampai harga tertinggi Rp. 2.300. Jika sebelum Hari Raya Idul Fitri 1443 H lalu harga TBS masih diangka Rp. 3.400 rupiah.
Baca Juga : Pimpin AKPSI, Bupati Seruyan Siap Berjuang Untuk Kepentingan Masyarakat dan Daerah Penghasil Sawit
Salah satu petani sawit, Ruslan mengeluhkan harga TBS yang terjun bebas. Katanya sudah tidak ada larangan Ekspor sawit. “Saya ingat betul, gara-gara mafia minyak sawit ditangkap nampaknya berpengaruh sekali terhadap harga TBS di pabrik sawit. Jika dulu stop larangan Ekspor oleh Presiden, seketika saja hara TBS itu turun. Saat ekspor dibolehkan, nampaknya harga masih saja belum ada kenaikan,”ujarnya kepada Kaltengtoday, Jum’at (10/6).
“Hancur kalau gini bisa gulung tikar petani sawit tidak bisa beli Pupuk. Kondisi tersebut membuatnya sulit untuk terus menjalankan usaha yang menjadi mata pencarian utamanya tersebut. Dengan terus anjloknya harga TBS maka ke depannya akan berpengaruh pada hasil panennya kelak,”tegasnya.
Ditambah lagi dengan kenaikan harga pupuk yang semakin meroket yang dirasa mencekik para. “Harga TBS Petani sudah semakin anjlok. Rata-rata harga saat ini Rp1.900/kg. Harga pupuk yang naik hampir 300 persen. Belum lagi biaya hidup kami petani,” tambahnya.
Baca Juga : Dewan Dorong Pemprov Bangun Pabrik Pengolahan CPO Sawit
Berdasarkan perhitungan pihaknya standar harga TBS seharusnya stabil diangkat Rp 2.500,- harga tersebut akan berbanding lurus dengan biaya perawatan dan pupuk yang tentunya akan berdampak terhadap kualitas TBS.
“Kalau bisa harga itu stabil diangka 3.000 an per. Berbanding lurus denga harga pupuk yang saat ini berkisaran Rp 325.000 per sak 50 kg bahkan sampai Rp 850.000/saknya,” jelasnya.
Dirinya juga meminta pemerintah tekan angka pupuk dan juga pembasmi gulma yang juga ikut naik. “Jika begini terus keadaannya, petani sawit akan rugi dan dampaknya ini luar biasa sekali,”tutupnya.
[Red]
Discussion about this post