Kalteng Today – Sampit, – Sejarah berdirinya Bank Indonesia di Kalimantan Tengah dimulai Tahun 1984 di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kemudian pada akhirnya kembali membangun kantor yang lebih permanen dan megah pada tahun 1990/1991 yang menjadi kebanggaan Kalimantan Tengah saat itu.
Dengan meletakan lokasi kantor BI di Sampit jelas atas pertimbangan faktor ada nya aktivitas ekonomi dan keuangan yang sangat mendukung dan strategis sehingga bank-bank umum atau komersial terbantukan terutama dalam melayani transaksi keuangan.
Bahkan BI cabang Sampit pada saat itu fasilitas terbaik di Indonesia, karena teknologi yang digunakan cukup canggih dan pengeporasiannya dengan satu sistim.
Dikatakan pemerhati Sosial dan Politik, Gumarang, pada 1992 Bank Indonesia di Palangka Raya dibuka juga sehingga menimbulkan ada dua kantor BI yang beroperasi di Kalimantan Tengah. Namun tidak bisa dipungkiri keberadaan BI di Palangka Raya tingkat perputaran uang dibawah Kotim dan Kobar. Sehingga tahun 2000 Bank Indonesia yang berada di kotim ditutup kantornya dan disatukan dengan BI perwakilan Palangka Raya dengan pertimbangan karena BI lebih pantas di Provinsi atau Palangka Raya dan berupaya untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan keuangan Palangka Raya, dan bagian selatan dan utara wilayah kalteng. Jelasnya kepada Kaltengtoday, Senin (7/7).
Ditambahkanya lagi, apa yang terjadi sampai sekarang keadaan terhadap ekonomi dan keuangan menurut data dan fakta tetap didominasi oleh bagian tengah dan barat yaitu Kotim dan Kobar.
Data tahun lalu dari BI Perwakilan Palangka Raya, perputaran uang untuk inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) menurut BI didominasi Kotim 43 persen dan Kobar 32 persen atau berjumlah 75 persen sisanya 25 persen untuk 11 kabupaten 1 Kota Palangka Raya Dan peredaraan uang dalam dalam arti perputaran ekonomi Kotim sekitar Rp. 22 triliun per bulan Pangkalan Bun Rp. 8 triliun per bulan dan Palangkaraya sendiri hanya Rp. 4 triliun per bulan sementara untuk 11 kabupaten lainnya rata-rata berada dibawahnya.
Baca Juga: Kejari Pulpis Siapkan Dua Posko Pelayanan Hukum
Disisi lain indikator ekonomi diantaranya kontribusi kotim menyangkut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kalimantan Tengah tertinggi yaitu sekitar 17 persen dan disusul Pangkalan Bun. Paparnya.
Discussion about this post