kaltengtoday.com, Palangka Raya – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kerap diwarnai dengan melonjaknya harga sejumlah bahan pokok. Salah satunya daging ayam, ikan dan sebagainya.
Permasalahan tersebut mendapat tanggapan dari Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Heri Purwanto.
Permasalahan pakan hewan ternak yang hingga saat ini masih bergantung pada provinsi lain, dinilai turut mempengaruhi melonjaknya harga.
“Apalagi beberapa waktu lalu, jalan yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan daerah lain sempat putus akibat banjir. Jadi banyak peternak yang memilih tidak mengisi kandang-kandang mereka,” katanya, Kamis (2/12/2021).
Selain itu, harga jual bahan baku untuk pembuatan pakan ternak yang dinilai kurang menguntungkan, menjadikan para petani enggan untuk menanam jagung hibrida.
Bahkan, masa panen jagung hibrida yang lebih lama dibandingkan dengan jagung manis, juga turut mempengaruhi minat petani untuk menanam bahan baku pakan ternak.
Baca Juga : Â DPRD Palangka Raya Minta Syarat PCR Bagi Penumpang Pesawat Ditinjau Ulang
“Kalau jagung hibrida itu kan satu kilogram nya berisikan 9 sampai 10 tongkol dengan harga Rp 8 ribu. Sedangkan jagung manis itu per tongkolnya bisa mencapai Rp 2 ribu. Masa panennya pun untuk jagung hibrida itu bisa sampai tiga bulan,” ucapnya.
Baca Juga : Â DPRD Palangka Raya Apresiasi Kesigapan Pemko Dalam Atasi Keluhan Wali Murid
Namun dirinya optimis, jika Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, mampu lepas dari ketergantungan pakan provinsi lain. Hanya saja perlu komitmen serta langkah strategis dari pemerintah untuk meyakinkan para petani.
“Sebenarnya bisa, asalkan ada niat dan komitmen yang kuat. Dari segi lahan saja kita masih luas. Tinggal bagaimana kita meyakinkan para petani kita,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post