kaltengtoday.com, kuala Kurun – Smart Agro merupakan salah satu konsep pembangunan pertanian menggunakan mekanisme teknologi dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan serta menjadikan sektor pertanian yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan dampak negatif yang minim bagi lingkungan.
Hal ini merupakan tanggapan, dari Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dalam menjawab pandangan fraksi-fraksi DPRD Gumas rapat paripurna ke-V tahun 2023. Sehingga, konsep ini berimbas bagi perekonomian masyarakat berdasarkan telaah dilapangan bahwa budidaya padi baik yang berada di sawah irigasi teknis maupun ladang.
Baca Juga : Fraksi Demokrat Akui Belum Melihat Hasil dari Program Smart Agro
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Gumas Richard FL mewakili Bupati menjelaskan pembangunan budidaya jagung hibrida, budidaya sawit, pengembangan perikanan dan peternakan memberikan usaha tani yang menguntungkan yang artinya bisa menjadi penghasilan masyarakat bila ditekuni.
“Jawaban ini merupakan jawaban atas pertanyaan mengenai smart argo belum terlihat hasil dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Gumas, yang mana sampai saat ini usaha masyarakat masih bergantung kepada usaha tambang emas tradisional seperti tahun sebelumnya,” ujarnya. Kamis (6/7) lalu.
Menurut dia, dilapangan memang ada tantangan dan kendala misalnya, masyarakat belum terbiasa pertanian lahan tanpa bakar, kemandirian petani dalam penyediaan bibit dan pupuk, minimnya minat petani milenial. Karena itu,Pemda terus berupaya untuk mengatasi kendala tersebut.
“Kita mengatasinya melalui adanya dukungan alsintan bagi petani untuk mengolah tanah tanpa bakar, secara aktif bersama unsur Forkopimda mensosialisasikan Pergub Nomor 4 Tahun 2018 tentang pembukaan dan pengolahan lahan non gambut bagi masyarakat hukum adat,” terang Pj Sekda.
Baca Juga : Fraksi Demokrat Akui Belum Melihat Hasil dari Program Smart Agro
Lalu kata dia, pengembangan pertanian terpadu di lahan demplot pertanian seluas 25 Ha untuk melakukan uji coba beberapa variatif padi MSP yang bersifat komposit yang mampu dipergunakan sampai 10 kali pemakaian, dan mendorong beberapa kelompok petani milenial untuk mau berbudidaya perikanan.
“Apabila dilihat dari indikator makro maka kontribusi sektor pertanian dan perikanan meningkat 5,75 persen dari tahun sebelumnya,” pungkas dia. [Red]
Discussion about this post