Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Jika mau ditelaah, tak sedikit anak muda di Kabupaten Barito Timur yang memperoleh kesempatan menimba ilmu di bidang perfilman. Baik yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (waktu itu) maupun non pemerintahan. Yaitu dalam simposium, workshop, seminar bahkan event bergengsi tahunan seperti Jogja Asian Film Festival (JAFF).
Namun sayangnya, paska Covid melanda sampai hari ini, belum ada karya serius lagi yang ditampilkan. Kalaupun ada, hanyalah konten-konten yang dilarikan ke media sosial. Itupun, bukan film bahkan video serius.
Baca Juga : Â Daftar Film Bioskop yang Tayang Spesial Libur Natal Desember 2024
“Ya, lama tak ada job. Ada sekali di tahun 2022, video dokumenter tentang pendidikan. Tepatnya penerapan Kurikulum Merdeka. Hanya saja kita sebagai pemasok materi yang sudah ditentukan dari pihak produksi di pusat sana, yang bekerja sama dengan kementerian,” ujar Veno S, salah satu pegiat perfilman Bartim yang kini juga sedang non produksi, tadi (Rabu, 18/12/2024).
Selain Veno, ada juga Victor AP, Iwan P dan Gusti Roby N yang kini sibuk dengan dunianya masing-masing. Padahal, mereka dulu sangat produktif dalam melahirkan karya. Mungkin sekarang hanya Roby saja yang masih intens, dengan skup pergaulan yang lebih luas. Kadang menimba ilmu bersama para sutradara ataupun aktor nasional.
Baca Juga : Â Dian Sastro dan Iqbaal Ramadhan Jadi Eksekutif Produser di Film Monster Pabrik Rambut
Saat berkomunikasi lewat telepon belum lama ini, Roby menengarai dukungan serius tak sekadar ucapan, dari Pemkab Bartim, menjadi salah satu penyebab fatal.
“Makanya perlu keseriusan dari pihak, baik yang di eksekutif maupun legislatif, untuk merumuskan bagaimana perfilman daerah bisa menjadi aset bernilai. Selamat ini, kita lebih berharap di luar sana. Jadi jangan heran, kalau sineas Bartim akhirnya lebih mengurus ‘dapur’ rumah, agar terus mengepul. Daripada ada karya tapi tak jadi hasil apa-apa juga?” celotehnya.[Red]
Discussion about this post