Kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Kalangan orangtua dari para pelajar di Kabupaten Barito Timur, sebagian besar masih berharap anak-anak mereka belajar dari buku bacaan alias fisik, daripada bertumpu sepenuhnya dengan mencari di Google alias Googling.
Baca Juga : Literasi Digital Harus Ditanamkan kepada Generasi Muda
“Alasan kesehatan terutama mata, dan lebih bersosial, ya. Kalau di perpustakaan mereka kan bisa komunikasi dengan orang lain. Entah kawan-kawannya kah, entah petugas perpustakaan kah. Keasyikan mencari di Google selama berjam-jam bisa membuat mereka jadi menciptakan dunia sendiri dan akhirnya asosial,” papar Wenty, tadi (Selasa, 18/2/2025) salah seorang ibu yang bekerja sebagai ASN di Tamiang Layang, di mana dia kerap membatasi anaknya belajar lewat HP.
Hal senada juga dilontarkan Wanto, salah seorang petani di Kecamatan Dusun Tengah, yang mengaku lebih senang saat anaknya membeli buku bacaan di pasar atau meminjam teman, kemudian asyik membaca.
“Membaca buku paling mata lelah, kalau kelamaan. Tapi berjam-jam memelototi HP, kesehatan mata bisa terganggu. Selain itu, sepengetahuan saya, banyak orang pintar karena banyak membaca buku. Karena informasinya tidak setengah-setengah. Beda dengan di Google, tak sepenuhnya bisa disampaikan lantaran keterbatasan halaman,” urai petani yang mengaku hobi membaca apa saja itu.
Meski sekarang perpustakaan keliling di desa-desa tidak lagi sebanyak dulu, tapi tetap saja secara terjadwal perpustakaan mobile dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bartim, beroperasi secara teratur di sekolah-sekolah seluruh pelosok Bartim.
“Antusiasme anak-anak pada buku masih membanggakan. Semoga dengan literasi ini, membantu meningkatkan upaya pencerdasan pada anak-anak kita,” tutur salah satu petugas perpustakaan keliling DPK Bartim, Aryadi, beberapa waktu lalu saat menceritakan bagaimana antusiasme para siswa SD di pelosok desa ketika mobil perpustakaan datang [Red]
Discussion about this post