Kalteng Today – Palangka Raya, – Selama pandemi Covid-19 melanda tanah air khususnya di Wilayah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah membuat beberapa objek wisata yang ada mengalami sepi pengunjung bahkan ada yang terkesan mati suri.
Salah satunya adalah Objek Wisata Arboretum Nyaru Menteng tempat Penangkaran Orang Utan dan beberapa hewan lainnya.
Sebagaimana diketahui Arboretum Nyaru Menteng memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang ingin langsung menyaksikan atau terlibat dalam proses penangkaran, perawatan, dan pelepasan kembali Orangutan dialam bebas.
Sehingga tidak salah apabila Arboretum Nyaru Menteng termasuk salah satu objek wisata pendidikan yang perlu untuk dikunjungi seperti pada sebelum masa pandemi ini menyerang.
Arboretum Nyaru Menteng juga sering di gunakan oleh para pencinta alam untuk tempat berkemah sambil menikmati keindahan alam di Bumi Kalimantan Tengah yang di Kota Palangka Raya.
Sementara itu, tidak jauh dari lokasi Penangkaran Orangutan, ada objek wisata Danau Tahai yang dulunya merupakan pilihan utama masyarakat lokal yg untuk berwisata saat hari libur tiba.
Terletak di Desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, berjarak sekitar 29 Km dari Pusat Kota Palangkaraya. untuk mencapai ke lokasi ini sangat mudah, yaitu hanya memakan waktu sekitar kurang lebih 30 menit baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, dengan kondisi jalan aspal yang cukup bagus.
Danau Tahai adalah sebuah danau kecil yang memiliki Keistimewaan tersendiri saat berwisata karena para pengunjung dapat berjalan di atas danau dengan jembatan yang mengelilingi areal danau ini.
Danau Tahai memiliki keunikan yang mungkin tidak dimiliki oleh danau-danau lainnya terutama di luar Pulau Kalimantan, yaitu airnya berwarna merah yang disebabkan oleh akar-akar pohon di lahan gambut.
Baca Juga :Â Staf Khusus Milenial Presiden Lihat Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng
Di sekitar danau, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yaitu banyak terdapat rumah-rumah terapung yang oleh penduduk setempat disebut sebagai rumah lanting.
Berdasarkan sejarahnya, Danau Tahai terbentuk karena genangan air yang sudah lama akibat galian pasir. Namun ada juga beberapa orang yang bilang bahwa danau ini ada dikarenakan bekas aliran sungai yang alurnya jadi berubah sehingga terbentuk genangan air yang tidak mengikuti alur sungai lagi.
Sebelum pamdemi Covid-19 menyerang, banyak wisatawan setempat yang berwisata ke sini untuk sekedar menyaksikan panorama hutan atau hanya jalan-jalan sambil menikmati udara sejuk di sekitar danau yang mana disekitar danau tahai ini juga disediakan gazebo untuk duduk bersantai.
Semoga objek wisata ini bisa bergairah kembali, menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara setelah masa pandemi ini berakhir nantinya, terlebih peran pemerintah dalam memperhatikan sarana dan prasarana di objek wisata tersebut agar dapat bertahan ditengah majunya teknologi sekarang ini. [Red]
Discussion about this post