Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP juga salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan dan menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Baca Juga :Â September 2022, Nilai Tukar Petani Gabungan Kalteng Turun 0,09
Dan, menurut rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) kalteng, NTP Gabungan Kalteng pada September 2023 turun sebesar 0,20 persen dibanding Agustus 2023, yaitu dari 115,64 menjadi 115,41.
“Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai tukar pada beberapa subsektor, yakni peternakan (2,40 persen), perikanan (0,93 persen) dan tanaman perkebunan rakyat (0,24 persen),” kata Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro kepada awak media, Jumat (6/10).
Sementara itu, tanaman pangan dan hortikultura mengalami kenaikan nilai tukar, masing-masing sebesar 0,85 persen dan 1,14 persen.
Baca Juga :Â NTP Gabungan Kalteng naik 0,71 Persen
“Pada September 2023 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Kalteng sebesar 0,02 persen yang utamanya disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Transportasi (0,53 persen), kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (0,37 persen), serta kelompok Kesehatan (0,20 persen),” ungkapnya.
Dana, sama halnya dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalteng pada September 2023 juga mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dari 116,41 (Agustus 2023) menjadi 116,02 (September 2023)[Red]
Discussion about this post