kaltengtoday.com, – Lifestyle, -Sebagai manusia, wajar rasanya kalau kita sering merasa iri akan kehidupan orang lain yang dianggap berhasil atau bisa memenuhi standar kesuksesan dengan mulus, tanpa menjalani cobaan hidup yang selama ini banyak dialami orang-orang pada umumnya.
Tapi yang perlu diingat, nyatanya tidak semua orang yang selama ini dianggap bahagia, sukses, dan bisa hidup sempurna tidak punya masalah sama sekali dalam hidupnya. Tidak sedikit dari mereka atau bahkan kita sendiri, selama ini pasti enggan membagikan cerita menyedihkan dan tekanan yang dialami.
Apalagi dengan gaya hidup yang selama ini terkesan didedikasikan untuk kebutuhan media sosial, di mana semuanya harus terlihat sempurna dan hidup bahagia tanpa masalah. Di balik itu semua, hampir sebagian besar orang yang terlihat bahagia di media sosial justru punya permasalahan dan tekanan yang besar, hal tersebut yang belakangan semakin populer disebut dengan istilah Duck Syndrom.
Apa itu Duck Syndorm?
Mengutip penjelasan dari HelloSehat, Duck syndrome atau sindrom bebek merupakan istilah yang mengacu pada sebuah perilaku di mana seseorang sebenarnya sedang dirundung banyak masalah tapi tetap tampak baik-baik saja dari luar.
Baca juga :Â Tanda Harus Rehat dari Media Sosial Supaya Tak Jadi Toxic
Pernah melihat seekor atau sekumpulan bebek berenang dengan tenang di atas air, dan terkadang muncul pertanyaan, bagaimana bisa bebek berenang semulus itu?
Baca juga :Â 8 Cara Tepat agar Terhindar dari Orang Ber-toxic atau Beracun
Nyatanya, perumpaan Duck Syndrome memang mirip dengan kondisi nyata di mana bagi kebanyakan orang saat bebek berenang, mereka hanya melihat bagian atas tubuh bebek yang melaju dengan tenang dan perlahan. Hanya sedikit orang yang tahu kalau ada kaki yang terus-terusan bergerak tak menentu dengan susah payah di bawah air supaya bebek tersebut bisa tetap berada di permukaan.
Awal mula muncul istilah Duck Syndrom
Tidak serta merta muncul tanpa alasan, istilah satu ini awalnya diketahui berasal dari Universitas Stanford di California, Amerika Serikat, sebagai perumpamaan yang menggambarkan kehidupan para mahasiswa di sana yang kelihatan tenang di luar dan berprestasi dari segi akademik, padahal tertekan dan dirundung banyak masalah di sisi lain yang tak terlihat.
Lama kelamaan, perumpamaan tersebut ternyata dinilai semakin relate dengan kondisi kehidupan orang dewasa-muda, atau yang kekinian sering disebut sebagai kalangan yang sedang ada dalam fase quarter life crisis.
Meski sudah lumayan populer, istilah Duck Syndrome sendiri saat ini belum secara resmi diakui sebagai salah satu penyakit mental yang harus ditindaklanjuti secara serius. Hal tersebut sejalan dengan anggapan banyak pihak, yang merasa bahwa tanpa adanya istilah Duck Syndrome kondisi yang dimaksud sebenarnya sudah lumrah terjadi sebagai fase pendewasaan diri yang pasti dilalui semua orang.
Apa tanda-tanda seseorang sedang ada dalam kondisi Duck Syndrome? seperti yang disebutkan sebelumya, karena kondisi satu ini lumrah terjadi pada kalangan orang dewasa-muda, biasanya mereka mengalami fase ini karena:
- Tuntutan sosial dan lingkungan sekitar akan segala macam pencapaian baik itu dari segi akademik, karir, dan sebagainya.
- Ekspektasi yang terlalu tinggi dari keluarga atau orang terdekat.
- Pengaruh media sosial, misalnya terbuai pandangan bahwa kehidupan orang lain lebih sempurna dan bahagia ketika melihat unggahan dari orang tersebut.
- Sifat perfeksionisme yang tumbuh seiring berjalannya waktu.
- Rasa percaya diri yang rendah dan selalu merasa tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan orang tertentu.
Bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut?
Lagi-lagi karena Duck Syndrome rentan menyerang mereka yang sedang berada di tengah perjalanan mengejar kesuksesan dan pencarian jati diri di masa muda, hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur pola pikir dan melatih diri untuk memanajemen rasa stres.
Baca juga : Deretan Selebriti Indonesia yang Disebut Korban ‘Cancel Culture’
Bagian paling penting yang tidak boleh dilewatkan, selalu tanamkan prinsip dan kepercayaan kalau kenyataannya hidup memang tak selalu berjalan sempurna.
Baca juga :Â Kerap Menimpa Sejumlah Pesohor Indonesia dan Dunia, Apa Maksud dari Cultural Appropriation?
Jadi jangan selalu mengira orang-orang yang kelihatannya hidup bahagia dan tanpa beban sama sekali tidak memiliki masalah, karena pada dasarnya mereka juga sama seperti kita yang tidak lain hanyalah manusia biasa dan pasti hidup dengan porsi masalahnya masing-masing.[Red]
Discussion about this post