kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Budaya leluhur yang bernilai tinggi, merupakan sebuah warisan serta tanggung jawab bagi generasi sekarang, untuk terus melestarikannya. Demikian juga dengan budaya Tumet Leut yang ada pada masyarakat Dayak Ma’anyan.
Tumet Leut sendiri adalah sebuah budaya bernyanyi atau bertutur menggunakan bahasa Pangunraun (bahasa asli/ asal Maanyan) yang biasa dipakai pada acara pemenuhan hukum adat, kematian atau lain-lain. Tumet Leut merupakan penyampaian petuah-petuah bijak, sehingga mengandung nilai-nilai humanistik.
Baca Juga : Terkait Penetapan Harga Booth PKL di RTH Nansarunai, Disbudparpora Bartim Angkat Bicara
Karena saat ini biasanya hanya generasi tua atau orang-orang tertentu yang bisa melantunkan Tumet leut, maka Festival Tumet Leut yang baru saja digelar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur, yang didukung Balai bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, mendapat apresiasi warga masyarakat.
“Saya terharu sekaligus bangga, melihat anak-anak muda yang cukup banyak mengikuti Festival Tumet Leut. Ini artinya mereka punya kepedulian terhadap budaya peninggalan leluhur,” ujar Martan, seorang warga Tamiang Layang, yang menyaksikan gelaran lomba tersebut.
Senada dengan Martan, Lipus, warga lanjut usia yang mengaku dulu sering mengamati perkembangan seni dan budaya Maanyan di kalangan generasi muda, mengaku lega sekali, bahwa peninggalan seni dan budaya warisan leluhur tetap dilestarikan generasi jaman kini.
Baca Juga : Dua Komunitas Baca di Bartim Ikuti Kegiatan Pemberdayaan Literasi tingkat Kalteng
“Artinya, kita boleh bernafas lega, tidak terancam kepunahan. masih banyak yang berminat. Semoga kedepan, pihak dinas bisa menyelenggarakannya lagi, Dengan demikian, setidaknya bakat dan minat anak-anak jalan sekarang di bidang Tumet leut tetap terasah. Syukur bertambah,” ujarnya ketika diajak ngobrol tadi pagi (Kamis, 26/ 5). [Red]
Discussion about this post