kaltengtoday.com, Tamiang Layang – Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi Bendung Irigasi atau Dam Karau, Desa Netampin, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, mengaku senang dengan kunjungan Gubernur Kalteng beserta rombongan, Jumat kemarin. Beberapa dari mereka ketika ditemui pagi tadi, (Minggu, 05/11) sebenarnya berharap, jika tersedia waktu audiensi, mereka ingin menuangkan aspirasi terkait pemajuan dam ke depan.
“Saya dan teman-teman kelompok, ingin menanyakan keberlanjutan dari proposal kelompok ternak ikan kami, yang sudah di-ACC Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2019 lalu. Namun tidak terealisasi karena keburu kena hantaman pandemi, sehingga anggarannya kena refocusing. Soalnya, jika program budi daya ikan di bendungan ini terlaksana, secara otomatis akan berpengaruh bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat,” tutur Ahmad Mahyani, Ketua Kelompok Budidaya Ikan Netampin Sirip Bersinar (Nasib), saat ditemui di kediamannya.
Mahyani juga mengatakan, Pemerintah Desa Netampin bahkan siap membantu pengembangan ke arah wisata kreatif jika program budidaya Kelompok Nasib nantinya direalisasi. “Wisata kreatif, yang bersangkut paut dengan program pembudidayaan ikan. Karena perahu-perahu sampan dan pengunjung di bendungan, kami rasa perlu di maksimalisasi lagi menjadi potensi ekonomi,” imbuhnya.
Baca Juga : Destinasi Wisata di Bartim Harus Dikelola Maksimal
Di sisi lain, warga mengeluhkan kebersihan lokasi wisata terbuka ini yang tidak diperhatikan. “Karena belum ada petugas kebersihannya, sudah sepatutnya pengunjung tidak membuangs ampah sembarangan. Ya kami sering mengingatkan, tapi kan tidak setiap detik bisa mengawasi. Karena pengunjung datang silih berganti,” ujar salah seorang pemilik warung di dekat lokasi.
Baca Juga : Bermodal Optimis, Hingga Mampu Kembangkan Wisata Turan Amis
Solusi sementara soal sampah ini, lanjut ibu satu anak tersebut, adalah inisiatif warga serta pedagang di lokasi, bersama-sama memunguti sampah yang bertebaran. “Itupun, kalau hujan, terpaksa tidak kami lakukan. Menunggu besoknya kalau hari sudah terang,” ucapnya, diabaikan beberapa pengunjung warung, yang merupakan warga sekitar ataupun desa tetangga, yaitu Muara Awang, yang kebetulan singgah. [Red]
Discussion about this post