Kalteng Today – Palangka Raya, – Puluhan mahasiswa dan para pemuda yang tergabung dalam aliansi Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Anti Rasisme Palangka Raya (Gempar) menggelar aksi solidaritas terhadap 7 orang yang diduga merupakan tahanan politik dan kini sedang menjalani persidangan Provinsi Kalimantan Timur.
Aksi yang digelar di lingkungan gerbang masuk UPR tersebut merupakan bentuk solidaritas para mahasiswa dan juga pemuda yang menganggap apa yang disangkakan merupakan sebuah ketidakadilan. Sehingga menciderai Dasar Negara yakni, Pancasila.
Menurut Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR), Akhmad Sofian Wanandi yang turut serta dalam aksi tersebut menyebutkan tindak lanjut dari aksi tersebut ialah sebuah petisi yang akan dibuatkan sebuah video yang kemudian di sebarkan kembali ke seluruh media.
“Aksi ini akan kami buatkan sebuah video, agar ini di lihat juga di nasional, karena pada dasarnya itu adalah tujuan atau esensi dari aksi damai kita ini,” katanya kepada awak media saat disela-sela aksi tersebut, Selasa (16/6).
Dalam rangkaian aksi tersebut, pihaknya menggelar orasi, pembacaan puisi, penyalaan lilin dan berdoa bersama, serta pengumpulan tanda tangan bersama.
Lebih lanjut, aksi ini juga melibatkan 41 orang mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Hima Papua yang ada di Kota Palangka Raya.
“Intinya, yang ada didalam petisi nanti adalah keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
Juru bicara aksi, Yuyun menambahkan bahwa tuntutan yang disampaikan pihaknya yakni hentikan pembungkaman kriminalisasi, dan intimidasi dalam ruang demokrasi.
Baca Juga:Â Angka Kriminalitas Tinggi Saat Pandemi, Legislator ini Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
Lebih lanjut, negara melakukan pendekatan kemanusiaan, dan membuka ruang dialog seluas-luasnya terhadap persoalan Papua.
“Sedangkan yang ketiga, tegakkan keadilan dengan membebaskan pejuang anti rasisme di Balik Papan dan seluruh Indonesia tanpa syarat,” sebutnya.
Dari pantauan dilapangan, kegiatan aksi tersebut tetap mengutamakan sosial distancing, mahasiswa membawa langsung air untuk mencuci tangan, dan memakai masker, serta dikawal ketat oleh aparat keamanan, sehingga sampai akhir aksi dapat berjalan dengan baik. [Red]
Discussion about this post