kaltengtoday.com, Palangka Raya – Dalam hari kedua Rapat Kerja Nasional I Majelis Adat Dayak Nasional (Rakernas I MADN) 2022 di Balikpapan, Jumat (14/10) berbagai perspektif kebangsaan yang diulas.
Menurut Presiden MADN Pertama, Agustin Teras Narang salah satunya adalah terkait Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sebelumnya telah dipaparkan oleh Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono.
“Disampaikan bahwa IKN nantinya merupakan kota futuristik, berkelanjutan pembangunannya hingga 2045 mendatang,” katanya kepada awak media melalui pesan WhatsApp.
Lebih lanjut, ia menyampaikan dari luas IKN sekitar 255 ribu hektar yang berarti 4 kali luasan Kota Jakarta dan 3,5 kali dari Negara Singapura akan ada prioritas.
Baca Juga : Â MADN Optimis Rektor UPR Mampu Tingkatkan SDM
“Fokus pertama dengan luas 56 ribu hektar kawasan IKN yang hingga 2024 mendatang akan dibangun sekitar 921 hektar. Area ini disebut Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP),” tutur mantan Gubernur Kalteng tersebut.
Ia mengungkapkan, pihak Badan Otoritas IKN menegaskan bahwa kota ini bukan kota Aladin, sebab akan ada proses sebagaimana kota lain yang butuh 15-20 tahun untuk membangun ekosistemnya.
“Ada 9 area penggerak utama dengan zonasi khusus seperti KIPP, zona 2 IKN Barat dengan ciri khas pusat ekonomi dan fintech centre, IKN zona Selatan sebagai pusat energi baru terbarukan, zona 4 IKN dengan pusat hiburan dan olahraga yang sejauh ini sudah diminati PSSI serta kawasan hiburan sejenis Disney Jungle, IKN Utara untuk layanan pendidikan, zona IKN Timur 2 sebagai pusat inovasi dan riset, dan sebagainya,” bebernya.
Baca Juga : Â KOPPAD dan IPSI Laksanakan Giat Bela Diri Tradisional Kuntau
Pihaknya menambahkan, rencana kota sudah ada dengan konsep smart city, forest city, futuristic city, carbon neutral city.
“Banyak sebutan indah yang disebutkan untuk IKN ini. Pertanyaannya bagaimana posisi masyarakat adat Dayak. Dan onilah yang saya paparkan sebagai sebuah ajakan bagi MADN dan masyarakat Dayak untuk menjadi smart community, smart people dalam sesi bersama Wakil Menteri KLHK atau bapak Alue Dohong,” ungkapnya.
Teras yang kini duduk di kursi DPD RI, Daerah Pemilihan Kalteng juga menjelaskan, smart city dengan smart Dayak people tersebut perlu mendapat dorongan.
“Sebagaimana pada hari pertama Rakernas MADN sudah diingatkan dan didorong Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Tak hanya pembangunan IKN yang jadi tantangan kita sebagai masyarakat adat Dayak. Ada banyak dan saya ringkas dengan istilah HE4F yakni Health (Kesehatan), Education (Pendidikan), Food (Pangan), Fuel (Energi), Financial (Keuangan), dan Forestry (Kehutanan),” terangnya lagi.
Ia menambahkan, ringkas tantangan tersebut tidak bisa diringkas untuk mengatasinya. Seperti pembangunan IKN, butuh perencanaan strategis dan tahapan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Dayak yang unggul.
“Saya mendorong agar MADN beserta kepala daerah dari kalangan masyarakat Adat Dayak, atau kepala daerah dengan keberadaan masyarakat adat di daerahnya, agar fokus pada pembangunan sumber daya manusia unggul ini,” jelasnya.
Sedangkan, untuk tahap dasarnya ia menuturkan telah dimulai dari prioritas pada program pendidikan dan kesehatan, sehingga tercipta kesejahteraan.
“Inilah kuncinya, KPK atau Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. Paket three in one yang mesti kita bawa dalam agenda kerja MADN ke depan. Dalam semangat kolaborasi, mari masyarakat Adat Dayak bersama MADN untuk bergerak bagi kemajuan kita,” tambahnya.
Baca Juga : Â Teras Narang Ajak Masyarakat Dayak Tidak Jadi Penonton Pembangunan
Teras juga menekankan, bersinergi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, serta jejaring Dayak global untuk melakukan akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Dari pembangunan sumber daya manusia unggul, dari rumah dan keluarga masing-masing kita, mari kita bergerak bersama untuk kejayaan masyarakat Dayak, Pulau Kalimantan, dan akhirnya tanah air Indonesia. Sebab kalau tidak sekarang kapan lagi? kalau tidak kita, siapa lagi?,” pungkasnya.
[Red]
Discussion about this post