Kaltengtoday.com, Palangka Raya – Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang menyampaikan saat ini kecerdasan digital telah menjadi kebutuhan yang mesti dimiliki oleh setiap generasi saat ini dan mendatang.
“Tak cukup lagi hanya kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial. Oleh karena itu penting bagi lembaga pendidikan Kristen untuk mempersiapkan diri dan memperkuat kemampuannya dalam menyajikan pendidikan yang berbasis digital,” katanya kepada awak media, Senin (24/6).
Ia menjelaskan, Rene Descartes pada abad ke-17 telah mengungkap dalam segala kondisi harus siap dalam memenuhi kebutuhan. Dan, saat ini kebutuhan berhubungan dengan digitalisasi, maka harus secara bersama siap untuk memenuhinya.
Hal tersebut menurut Mantan Gubernur Kalteng ini telah ia sampaikan kepada guru-guru dari lembaga pendidikan Kristen yang berada di bawah naungan Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) pada Rabu, (19/6/2024) lalu.
“Saya menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dari Departemen Pendidikan Majelis Sinode GKE bersama tiap lembaga pendidikan dan tenaga pendidik yang ada,” ujarnya.
Sebab, ia menambahkan, bagaimanapun pendidikan berbasis digitalisasi ini penting dikerjakan oleh sumber daya manusia yang mumpuni.
Baca Juga :Â Ketua Komisi II DPRD Barut : Pendidikan Kunci Keberhasilan Suatu Bangsa
“Jadi digitalisasi dalam dunia pendidikan itu penting, tapi lebih penting lagi adalah guru yang berkemampuan, serta kompeten dalam memanfaatkan digitalisasi untuk optimalisasi pendidikan,” ucapnya.
Tak hanya itu, Teras juga menekankan akan pentingnya menyiapkan infrastruktur dan akses internet yang berkualitas untuk menunjang desain pendidikan berbasis digitalisasi.
“Lalu pembagian peran antara lembaga pendidikan dan guru bersama orang tua untuk mendukung pendidikan berbasis digitalisasi,” tambahnya.
Setidaknya, menurut Teras ada beberapa tantangan yang mesti dapat diatasi bersama. Di antaranya kesenjangan digital antar tiap individu dalam mengakses internet. Kedua, kualitas dan validitas konten yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi penyebaran informasi yang keliru.
Ketiga, berkaitan dengan privasi dan keamanan data agar bisa terjaga. Keempat, terkait kesiapan guru dalam menyiapkan pendidikan berbasis digital. Kelima, keterampilan digital agar tidak menghilangkan fokus pada keterampilan non digital seperti keterampilan berpikir kritis hingga keterampilan sosial lainnya.
“Saya harap melalui kolaborasi dan sinergi, seluruh tantangan ini akan dapat diatasi. Agar lembaga pendidikan Kristen di bawah naungan GKE dapat menguasai pendidikan berbasis digital, dengan kemampuan menunjukkan ciri dan karakter khas lulusan yang dihasilkan oleh layanan pendidikannya,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan kembali bahwa kebetulan sedang berada di Jepang dan menyaksikan dari dekat kemajuan negara ini, mengingatkan ia akan sejarah kebangkitan Jepang pasca bom atom yang menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima dalam perang dunia II.
“Saat bom atom itu menjatuhkan posisi bangsa Jepang, Kaisar Hirohito pertama-tama bukan mencari berapa Jenderal yang tersisa tetapi berapa guru yang masih ada. Pemimpin Jepang itu melalui guru-guru menunjukkan bahwa bangsa yang jatuh hancur lebur sekali pun bisa bangkit lewat pendidikan,” terangnya lagi.
Baca Juga :Â Guru Harus Berinovasi dan Meningkatkan Mutu Pendidikan
Kini, menurutnya Jepang tak hanya bangkit, tapi juga menjadi negara maju termasuk secara teknologi. Bahkan menjadi pionir Society 5.0 yang merupakan konsep integrasi kemajuan teknologi dan peradaban manusia.
“Untuk itu seluruh insan pendidik GKE perlu menyadari peran pentingnya sebagai kunci kemajuan termasuk dalam digitalisasi pendidikan, maupun digitalisasi seluruh bidang kehidupan. Belajar dari kebangkitan Jepang yang mengandalkan peran guru dalam merevolusi dunia pendidikan mereka, mari bersama kita berikan yang terbaik untuk kemajuan dunia pendidikan GKE,” pungkasnya. [Red]
Discussion about this post