Kalteng Today – Kuala Kurun, – Legislator Gunung Mas (Gumas), Riantoe menyambut baik peluncuran program Mekar Beranting atau Melalui Karungut Berantas Stunting yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah kabupaten setempat, sebagai upaya mengkampanyekan permasalahan stunting.
“Saya mengapresiasi langkah Pemkab Gumas yang menggunakan karungut dalam mengkampanyekan hal-hal terkait stunting kepada masyarakat. Saya nilai itu sangat tepat,” ucap Riantoe saat dihubungi dari Kuala Kurun, Kamis (22/10/2020)
Politisi Partai Nasional Demokrat ini menjelaskan bahwa karungut merupakan kesenian tradisional Dayak Kalteng yang sangat digemari oleh masyarakat Gumas, di berbagai usia dan juga berbagai kalangan.
Menurut dia, walau saat ini zaman sudah berkembang dimana berbagai macam kesenian mudah diakses dengan menggunakan internet, namun karungut memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Gumas.
“Tak hanya orang orang tua, pemuda dan remaja Gumas juga menyukai karungut,” beber legislator dari daerah pemilihan II yang mencakup Kecamatan Rungan Hulu, Rungan, Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya ini.
Oleh sebab itu, Rianto menilai penyampaian pesan terkait stunting melalui karungut sudah tepat. Dia berharap masyarakat dapat memahami dan turut berperan dalam upaya menanggulangi stunting di kabupaten itu.
Sebelumnya, Pemkab Gumas melalui Tim Konvergensi Percepatan Penanggulangan Stunting (KP2S) meluncurkan program Mekar Beranting yang merupakan kepanjangan dari Melalui Karungut Berantas Stunting, di Kuala Kurun, Senin (19/10) lalu.
Sekda Gumas Yansiterson mengatakan, Merak Beranting adalah upaya percepatan penanggulangan stunting di kabupaten itu, yang merupakan inovasi dalam mengkampanyekan masalah stunting, guna meningkatkan pemahaman terkait stunting kepada masyarakat.
Baca Juga: Gumas Luncurkan Mekar Beranting Kampanyekan Masalah Stunting
Saat ini, kata dia, satu judul karungut beserta video klip sudah diluncurkan. Dia pun mengajak seniman-seniman lain untuk turut berperan dan ambil bagian dalam mengkampanyekan stunting kepada masyarakat.
“Kalau ada seniman lain yang ingin menampilkan karungut dengan versi dan naskah berbeda kami persilahkan. Namun konteksnya harus tetap mengkampanyekan hal-hal terkait stunting,” jelas Sekda Gumas. [Jek-KT]
Discussion about this post